JABARNEWS | PURWAKARTA – Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi memiliki 4 komitmen jika terpilih menjadi Anggota DPR RI. Dedi merupakan caleg bernomor urut 1 bertugas menjaring suara konsituten di tiga kabupaten. Yakni, Purwakarta, Karawang dan Bekasi
Komitmen itu disampaikan oleh Mantan Bupati Purwakarta itu di kediamannya. Tepatnya di Desa Sawah Kulon, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, Senin (13/8/2018).
Menurut Dedi, pembangunan dan pelayanan masyarakat di pedesaan tetap menjadi fokusnya. Meskipun dimensinya kini berbeda karena sprektrumnya adalah parlemen. Akan tetapi, dia berjanji akan memperjuangkan komitmennya ini agar masuk ke dalam APBN.
“Pertama, senada dengan komitmen Golkar Jabar bahwa penghasilan sebagai anggota parlemen harus dihibahkan. Bentuk hibahnya berupa kegiatan sosial yaitu pembangunan rumah rakyat miskin dan penyediaan beras gratis,” katanya.
Selain itu, pengadaan fasilitas kesehatan turut menjadi fokusnya. Hal ini dilatarbelakangi dengan sulitnya akses masyarakat daerah terpencil terhadap fasilitas tersebut. Pengadaan mobil ambulance gratis menjadi penting sebagai jawaban atas masalah ini.
“Pengobatan gratis dan seluruh fasilitas kesehatan harus merata dirasakan oleh masyarakat. Jadi, saya berkomitmen menyediakan ambulance di tiga daerah, Purwakarta, Karawang dan Bekasi,” ujarnya.
Kesuksesan dirinya saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta dalam bidang infrastruktur nampaknya menjadi motivasi. Budayawan Sunda itu menginginkan integrasi pembangunan infrastruktur. Sebab, tiga daerah yang menjadi dapilnya merupakan segi tiga emas pembangunan di Jawa Barat.
“Pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan irigasi itu harus fokus. Benefitnya kan bisa menopang pembangunan dan mobilitas ekonomi. Saya kira ini strategis,” katanya.
Terakhir, beasiswa untuk anak yang berasal dari warga miskin juga masuk ke dalam 4 komitmen tersebut. Selain itu, beasiswa tersebut juga ditujukan untuk anak yang sudah tahfidz Alquran.
“Sampai S1 dan S2 kita berikan beasiswa. Negara harus hadir untuk mereka, warga miskin dan tahfidz Alquran harus mendapat prioritas,” ujarnya
Fokus Gagasan
Kontestasi politik menurut dia merupakan ajang untuk beradu gagasan. Karena itu, originalitas gagasan dibutuhkan untuk menjawab berbagai persoalan yang tengah berkembang.
“Tidak boleh saling ledek dan saling menjelekan. Gagasan dan ide itu harus diuji publik, sehingga publik merasa nyaman saat menghadapi kontestasi politik,” katanya.
Lebih jauh, maesenas Budaya Sunda itu menegaskan agar para caleg tidak mendompleng popularitas capres cawapres. Pertarungan di Pileg menurut dia, sangat berbeda dengan pertarungan pilpres.
“Jangan sampai pileg ini tenggelam karena pilpres. Jadi, masyarakat harus mengetahui gagasan calon wakil mereka di parlemen,” ujarnya. [jar]
Jabarnews | Berita Jawa Barat