Bencana Banjir Bandung, Kata Sahrul Gunawan: Momen Refelksi Diri Pemda! Pengelolaan  Lingkungan Harus  Berkelanjutan

Bencana Banjir Bandung, Kata Sahrul Gunawan: Momen Refelksi Diri Pemda! Pengelolaan  Lingkungan Harus  Berkelanjutan
Sahrul Gunawan, Calon Bupati Bandung 2024, bersama istri, Dine M, Ketua Jabar Bergerak Kabupaten Bandung, saat mengunjungi rumah warga terdampak banjir di Kecamatan Banjaran. Kunjungan ini merupakan wujud kepedulian terhadap masyarakat yang terkena dampak dari luapan Sungai Muara akibat curah hujan yang tinggi

 

JABARNEWS | BANDUNG – Banjir dan dampak curah hujan yang yang melanda beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Bandung pada Selasaa sore, 5 November 2024 harus menjadi momen refleksi penting bagi pemerintah daerah dan pentingnya pengelolaan lingkungan yang terencana dan berkelanjutan..

Sahrul Gunawan menegaskan pentingnya belajar dari kejadian ini saat mengunjungi rumah-rumah warga yang terdampak banjir di Kecamatan Banjaran pada Rabu, 6 November 2024. Calon Bupati Bandung untuk Pilkada 2024 ini menyatakan bahwa insiden ini seharusnya menjadi pelajaran berharga untuk merencanakan tata ruang yang lebih baik di masa depan. Selama kunjungannya ke lokasi terdampak, Sahrul berinteraksi dengan warga dan memberikan dukungan moral kepada mereka.

Isu Lingkungan Jadi Priotas Sahrul

Dia menekankan perlunya pengelolaan lingkungan yang lebih baik, sehingga upaya pembangunan dan pelestarian alam dapat berjalan beriringan demi kesejahteraan warga serta mencegah bencana serupa di kemudian hari. Seperti yang menjadi salah satu visi dan misinya dalam Pilkada BAndung 2024.

“Kita harus memastikan bahwa lingkungan tetap menjadi prioritas dalam setiap rencana pembangunan,” ujarnya  di sela kunjungan lokasi banjir di Kecamatan Banjaran, Rabu 6 November 2024.

Baca Juga:  Gedebage Direndam Banjir, DPRD Kota Bandung: Pemkot Bandung Gagal Atasi Banjir

Dia menegaskan lagi, bahwa bencana alam ini membuka mata semua pihak tentang pentingnya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. “Kita harus segera mengambil langkah konkret agar kejadian seperti ini agar tidak terulang lagi,” ujarnya.

Dalam pandangannya, tindakan preventif seperti pengerukan sungai perlu dipercepat. Pengerukan ini akan mencegah genangan air yang kerap menjadi penyebab banjir.

Harus Sinergi dengan Masyarakat

Tak hanya fokus pada infrastruktur, Sahrul juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif. Ia percaya, sinergi antara pemerintah dan warga adalah kunci utama untuk keberhasilan upaya pelestarian lingkungan. “Kita harus bersatu demi masa depan yang lebih baik,” katanya. Ia menekankan bahwa setiap proyek pembangunan harus mempertimbangkan dampak lingkungan secara menyeluruh.

Evaluasi dan Kesiapan untuk Masa Depan

Kejadian banjir ini, menurut Sahrul, harus menjadi momentum evaluasi bagi semua pihak terkait. Setiap keputusan yang diambil harus mencerminkan kesadaran akan pentingnya kelestarian alam. Sahrul berkomitmen untuk memperhatikan dokumen Amdal dalam setiap aspek pembangunan. “Setiap wilayah memiliki kondisi yang berbeda. Ini harus menjadi perhatian utama kita,” tegasnya.

Baca Juga:  Dadang Kurniawan: Sumberdaya Sosial di Pangalengan Perlu Dikembangkan

Menuju Kabupaten Bandung yang Berkelanjutan

Dengan semangat kolaborasi, Sahrul Gunawan berharap semua elemen masyarakat dapat bersatu. Ia ingin memastikan bahwa pembangunan mendatang tidak hanya berfokus pada keuntungan ekonomi, tetapi juga pada kesehatan lingkungan. “Pembangunan dan konservasi harus berjalan beriringan,” pungkasnya.

Sahrul optimis bahwa dengan upaya bersama, Kabupaten Bandung dapat menjadi contoh daerah yang sukses mengelola pembangunan dan lingkungan. “Mari kita wujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan demi kesejahteraan seluruh warga,” tutupnya.

Bencana Wilayah di Selasa Sore

Pada Selasa petang, 5 November 2024, Kabupaten Bandung mengalami bencana alam akibat hujan deras dan angin kencang. Kejadian ini menyebabkan kerusakan pada rumah dan banjir di beberapa lokasi, mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mengambil tindakan darurat.

Kejadian Bencana:

  1. Angin Kencang di Desa Alam Endah: Sepuluh rumah terdampak, satu korban mengalami luka, dan enam keluarga terpaksa mengungsi.
  2. Banjir di Desa Ranca Tungku: 600 keluarga terendam, satu rumah rusak ringan.
  3. Banjir di Kecamatan Banjaran: Beberapa desa tergenang, dengan ketinggian air mencapai 150 cm.
  4. Banjir di Desa Arjasari: 50 keluarga terdampak dengan ketinggian air 100 cm.
  5. Longsor di Desa Mekarsari: Satu rumah tertimpa longsor, empat jiwa terjebak.
Baca Juga:  Sebanyak 5 Kecamatan dan 17 Desa di Garut Terdampak Banjir dan Longsor, Ini Rinciannya

BPBD Minta Warga Tetap Waspada

BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Bandung  telah mendistribusikan logistik untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak dan berkolaborasi dengan instansi terkait untuk menjaga keamanan dan mendukung proses pemulihan.

Masyarakat diharapkan aktif melakukan langkah-langkah proaktif, seperti mengikuti arahan BPBD, berpartisipasi dalam gotong royong, serta melaporkan kondisi darurat. BPBD juga mengajak warga memanfaatkan media sosial untuk berbagi informasi terkini. Keterlibatan semua pihak sangat penting untuk memulihkan keadaan dan menjaga keselamatan di tengah bencana ini.(red)