“Karena proses penutupan tidak gampang, misal yang rugi tidak gampang apakah restrukturisasi atau seperti apa. Tapi kami ingin efisien. Jadi Agro Jabar misal kami berusaha agar menjadi tempat penyimpanan pangan dan distribusi beras seperti itu,” tuturnya.
Sebelumnya, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Daddy Rohanady meminta pemerintah provinsi untuk melakukan kajian terhadap seluruh BUMD Jabar.
Pasalnya, lanjut Daddy, dari 41 BUMD Jabar, sebagian besarnya tidak produktif dan belum mampu memberikan kontribusi pendapatan melalui deviden, sementara pendapatan daerah juga sedang minim sehingga efisiensi harus dilakukan termasuk penyertaan modal bagi BUMD.
“BUMD, kita minta due diligence sebetulnya. Peninjauan secara tuntas. Kalau perlu di-merger ya di-merger. Kalau bisa dibubarkan, bubarkan saja daripada terus-terusan menyedot APBD melalui penyertaan modal, tapi tidak memberi imbal balik positif bagi Jabar,” ujar Daddy.
Sejauh ini kata dia, hanya dua BUMD yang sehat dan berkontribusi bagi Jawa Barat, dari total 41 BUMD tersebut, yakni BJB dan PT Migas Utama Jabar (MUJ). (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News