“Lalu konvergensi pencegahan stunting, yaitu program-program kementerian atau lembaga yang beririsan dengan stunting bisa dikuatkan. Seperti PKH (Program Keluarga Harapan), kalau bisa diberikan kepada keluarga yang berisiko stunting,” tuturnya.
Selanjutnya adalah ketahanan pangan, Hasto berharap, tidak ada daerah atau wilayah yang kekurangan pangan. Pasalnya, penyebab seseorang terkena stunting adalah kurangnya asupan gizi ke dalam tubuh.
“Seperti hari ini, bagaimana menguatkan produk lokal Jawa Barat bisa menjadi pengganti produk-produk asing, yang kemudian bisa menjadi bagian kemandirian pangan tapi memiliki gizi seimbang,” ucap mantan Bupati Kulon Progo itu.
Terakhir adalah pendataan, Hasto menyebut hal ini penting dilakukan agar program pencegahan stunting dari pemerintah bisa berjalan dengan baik. Maka itu, pihaknya meminta agar tim pendamping di lapangan melakukan pendataan secara valid.
“2021 kemarin angka prevalensinya 24,4 persen. Mudah-mudahan di akhir tahun ini bisa berada di angka 21,4 persen,” sebutnya.