BMKG: Hampir Semua wilayah di Bogor Diguyur Hujan Intensitas Sedang Hingga Deras, Kapan?

JABARNEWS | BANDUNG – Kepala Seksi Pusat Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hadi Saputra mengingatkan puncak musim hujan di  wilayah Bogor terjadi pada periode Januari – Februari 2022 dengan curah hujan  rata-rata 100 hingga 150 mm per hari.

“Hampir semua wilayah di Bogor akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga deras. Untuk itu, pemerintah dan masyarakat harus bersiap untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi,” kata Hadi kepada wartawan di Bogor, Selasa.

Menurut Hadi Saputra wilayah Bogor pada dasarnya merupakan wilayah penghujan sepanjang tahun. Hanya saja, ketika memasuki Desember hingga Maret potensi hujan terjadi di wilayah Bogor cukup tinggi di atas 100 mm per hari.

Baca Juga:  Aktivitas Meningkat, Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara

Baca Juga: Upaya Mitigasi Bencana di Kota Bandung Ditingkatkan, Oded M Danial: Kita Juga Khawatir

Baca Juga: Rizky Billar Diramalkan Indigo akan Alami Kecelakaan, Denny Darko: Ada Sesuatu yang Salah Lihat

Namun demikian masyarakat diminta selalu mewaspadai kemungkinan bencana hidrometeorologi atas potensi puncak musim penghujan pada awal tahun 2022 itu.

Baca Juga: Agar Tetap Nyaman Saat Digunakan, Lakukan Cara Ini Saat Memilih Sepatu Olahraga

Baca Juga:  Polres Serdang Bedagai Tes Urine Puluhan Sopir Angkutan Umum, Ini Hasilnya

Baca Juga: Fakta Baru Penyiraman Istri Muda di Cianjur, Air Keras Ditemukan dalam Lambung

Peringatan kewaspadaan bencana akibat potensi derasnya hujan ini, kata dia, berlaku bagi seluruh warga di wilayah Bogor.

Terpisah, Kepala Stasiun BMKG Citeko, Fatuhri Syabani mengungkapkan curah hujan yang meninggi di wilayah Bogor dipengaruhi fenomena La Nina.

Seperti halnya wilayah Puncak Bogor yang mengalami tren peningkatan curah hujan terpantau sejak Oktober 2021 dan terus mengalami kenaikkan hingga awal Bulan Desember 2021.

Baca Juga:  Aroma Rasa Pilpres Hadir Saat Pemilihan RW Di Ciseureuh Purwakarta

Hal itu disebabkan karena ada beberapa fenomena dinamika atmosfer di sekitar wilayah Indonesia seperti adanya pusat tekanan rendah (siklon) dan ada fenomena atmosfer berupa seruakan dingin dari benua Asia.

Baca Juga: Majukan Masyarakat Desa, PADI Gandeng PPKB Brimob

Baca Juga: Agar Hubungan Langgeng Bersama Pasangan, Coba Lakukan Cara Ini

Kewaspadaan masyarakat pun perlu ditingkatkan mengingat bencana bisa saja mengintai dengan peningkatan instensitas hujan yang terjadi.

“Kenaikkan curah hujannya menujukkan di atas rata-rata,” ujarnya. ***