BMKG: Literasi dan Mitigasi Minimalkan Dampak Risiko Bencana Sesar Lembang

Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi. (Foto: Dok. JabarNews)

Saat ini, BMKG telah memiliki alat seismometer dan seismograf sebanyak 31 sensor di seluruh Jawa Barat. “Khusus untuk memantau aktivitas sesar lembang sendiri saat ini kita menambah 6 sensor lokal,” katanya.

Sementara itu, Peneliti Muda Pusat Riset Kebencanaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Edi Hidayat mengatakan, literasi kebencanaan masyarakat harus diperkuat. Terlebih di era disrupsi informasi seperti sekarang ini banyak sekali disinformasi maupun berita bohong yang beredar di tengah masyarakat dan menimbulkan keresahan juga kepanikan.

Baca Juga:  Dua Kubu Kader Partai Golkar Terlibat Bentrok, Polisi Turun Tangan

Maka dari itu, menurut dia, membangun literasi kebencanaan yang kuat membutuhkan sinergi dan kerja sama pentaheliks. Yaitu pelibatan pemerintah, pakar atau akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media massa.

Baca Juga:  Jelang Pemilu 2024, KPK Ingatkan Warga di Bandung Soal Serang Fajar

“Memang Sesar Lembang itu aktif. Tetapi yang harus diwaspadai, bagaimana kita tahu informasi yang benar. Karena di media sosial itu sering kita melihat membaca. Masyarakat harus mencari informasi dan sumber yang jelas terkait dengan potensi Sesar Lembang itu sehingga tidak gampang terkecoh berita tidak benar,” ujar Edi.

Baca Juga:  Herman Suherman Minta Aparatur di Cianjur Siaga untuk Penanganan Bencana

Setelah mencari informasi yang benar, katanya, lakukan hal antisipasi dari yang hal terkecil dan lingkungan terdekat seperti rumah dan lingkungan RT.