Menurut Mahpudin, posko siaga bencana sudah beroperasi untuk memantau kondisi cuaca dan memberikan respons cepat jika terjadi bencana.
“Dengan hujan yang terus-menerus, potensi bencana semakin besar, sehingga kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah menjadi sangat penting,” tambahnya.
Berdasarkan data BPBD Karawang, wilayah ini tergolong rawan bencana karena mayoritas daerahnya dilalui oleh sejumlah sungai besar.
Saat hujan deras, potensi sungai meluap sangat tinggi, memperbesar risiko banjir. Selama tahun 2024, tercatat 644 kejadian bencana di Karawang, meliputi banjir, longsor, puting beliung, banjir rob, dan kebakaran.
Sementara itu, di awal tahun 2025, sudah ada 21 rumah yang dilaporkan rusak akibat angin kencang dan dampak kebakaran. Dengan kondisi ini, masyarakat diminta untuk tetap siaga dan segera melaporkan ke posko jika terjadi situasi darurat.
“Kewaspadaan bersama sangat penting untuk meminimalkan dampak bencana, terutama di daerah-daerah yang memiliki kerawanan tinggi,” pungkas Mahpudin. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News