“Pilihan masyarakat Kota Bandung masih fluktuatif dan belum ada kepastian siapa saja yang akan bertarung dalam Pilwalkot Kota Bandung,” tambah Fajar.
Meskipun Atalia pernah menyatakan mundur dari pencalonan, elektabilitasnya tetap tinggi dan mendominasi.
Menjelang Pilwalkot, beberapa partai politik telah membuka pendaftaran untuk penjaringan kandidat internal. Partai Golkar memunculkan banyak nama dalam bursa kandidat, termasuk Atalia Kamil dan Ketua DPD Partai Golkar Kota Bandung Edwin Sanjaya.
Selain Golkar, PKS juga mendorong tiga nama untuk masuk ke bursa pencalonan, sementara Gerindra dan Nasdem masing-masing mengusung dua kader.
“Partai Golkar menunjukkan keberhasilannya dalam edukasi dan kaderisasi politik dengan jumlah kader yang mencuri perhatian masyarakat. Namun ini belum final,” kata Fajar.
“Sejumlah partai masih dalam tahap penjaringan, dan beberapa nama potensial seperti Melly Goeslaw, Reza Arfah, dan Fiki Satari diisukan akan muncul,” lanjutnya.
Fajar juga menekankan pentingnya para kandidat untuk memikirkan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi Kota Bandung.
Menurut survei, masalah utama yang dirasakan masyarakat mencakup kemacetan, banjir, kurangnya lapangan pekerjaan, jalan berlubang, kemiskinan, kriminalitas, pengelolaan sampah, dan korupsi.
“Tantangan yang dihadapi wali kota dan wakil wali kota Bandung ke depan tidaklah sederhana. Para kandidat harus mampu merespons keluhan warga dengan baik,” terangnya.
Fajar menambahkan, masalah-masalah ini dapat menjadi materi kampanye yang efektif bagi para calon wali kota untuk meyakinkan warga.
“Materi kampanye yang fokus pada masalah-masalah ini bisa memberikan lebih banyak pertimbangan bagi masyarakat Kota Bandung dalam memilih pemimpin mereka untuk lima tahun ke depan,” tandasnya. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News