“Penumpang memang banyak, tapi yang pakai jasa porter hanya beberapa saja tak seperti tahun sebelum pandemi yang memang sibuk,” katanya.
Untuk saat ini, kata Dadang, porter bisa melayani dua sampai tiga jalan. Terlebih saat ini full team ada sebanyak 67 porter masuk semuanya.
“Ya, biar rata kami atur shiftnya. Jadi, ada tim merah dan hijau saling bergantian setiap 24 jam. Sebelum masa mudik memang tak ada porter, karena kereta juga tak banyak beroperasi. Jika dibanding saat pandemi, semua porter tak beraktivitas karena stasiun juga sepi,” ujarnya
Ketika disinggung terkait omzet, Dadang menyebut tergantung pemberian penumpang. Sebab, para porter tak memberikan tarif resminya.
“Ya, kalau tak pandemi sebenarnya lumayan (omzet) bisa sampai lima jalan. Tapi, kalau sekarang porter masuk semua, penumpang tak terlalu banyak yang memakai jasa kami, lagi pula kan kami tak memaksa dan tak ada target maupun tarif juga,” ujarnya yang telah menjadi porter selama 30 tahun. (red)