Cerita Pilu Di Balik Meninggalnya Korban Pembegalan Di Bandung

JABARNEWS | BANDUNG – Korban begal di Jalan Soekarno Hatta, Bandung, Neng Mela Susana (33), akhirnya meninggal dunia, di RS Al Islam, Bandung, Kamis (29/11/2018) siang.

Luka parah di kepala membuat ibu dua anak itu tak bisa bertahan.

Mela adalah korban begal sadis kedua yang meninggal dalam tiga bulan terakhir di Kota Bandung. Agustus lalu, Shanda Puti Denata (22), yang dibegal di Jalan Cikapayang, juga meninggal.

Dua pelaku ditangkap. Salah satunya tewas ditembak polisi karena sempat berusaha melawan.

Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema, berjanji akan berusaha secepat-cepatnya menangkap para pelaku.

“Anggota masih bekerja, periksa saksi. Mohon waktu, kami akan segera ungkap pelakunya,” ujar Irman di Mapolrestabes Bandung, Jalan Merdeka, dikutip tribunnews, Sabtu (1/12/2018).

Neng Mela Susana dibegal dalam perjalanan pulang dari klinik tempatnya bekerja sebagai perawat di Antapani ke rumah kontrakannya di Rancasari. Malam itu, seperti biasa, Mela dijemput suaminya, Rudi Dirga Hagana (35), menggunakan sepeda motor.

Baca Juga:  Jadwal Buka Puasa dan Salat Wilayah Purwakarta, Subang, Karawang Rabu 12 April 2023

Di Jalan Soekarno-Hatta, tak jauh dari Jalan Riung Bandung, tiba-tiba kawanan begal menggunakan dua sepeda motor memepet mereka.

Seorang di antaranya langsung menarik tas yang dibawa Mela sehingga perempuan malang itu terjatuh dari motor. Saat terjatuh itulah kepala Mela membentur jalan dengan sangat keras.

Tinggalkan Cerita Pilu

Neng Mela Susana meninggalkan dua anak laki-laki. Anak pertama berusia 5 tahun dan anak kedua berusia 1,5 tahun.

Mengetahui ibunya menjadi korban begal dan dilarikan ke rumah sakit, anak sulung Neng Mela Susana turut dibawa ke RS Al Islam oleh keluarga besar Neng.

Baca Juga:  Polres Purwakarta Berikan Penghormatan Terakhir kepada Aipda Juanda Barus

Namun ketika sampai di IGD, sang anak tidak bisa memasuki ruangan perawatan di IGD RS Al Islam.

“Bapaknya yang sedang di IGD video call di hadapan istrinya dengan anak pali‎ng besar. Di video itu, si kaka liat ibunya dan berkata ‘mama semangat ya semangat’,” ujar keponakan Neng Mela Susana bernama Gessi (16).

Saat itu, kata Gessi, anak sulung Neng Mela Susana belum terlalu tahu bahwa ibunya tengah mengalami luka parah di bagian kepala.

“Pas si kakak menyemangati ibunya lewat video call, ibunya tampak bereaksi, tubuhnya bergerak-gerak karena mungkin mendengar suara si kaka,” ujar Gessi.

Pada malam kejadian, tiba-tiba, kata Gessi, anak kedua Neng Mela terbangun dari tidurnya dan menangis hebat.

Baca Juga:  Pemkot Bandung Sebar 500 CCTV Dipantau Langsung dari BCC

“Jam 23.00 si ade tiba-tiba bangun, menangis sampai pukul 02.00 dini hari, mungkin firasat bayi,” ujar Gessi.

Keesokan harinya, Selasa (27/11/2018), keadaan korban semakin kritis.

Sang kakak barulah kedua anak korban mengetahui apa yang terjadi, termasuk sudah mengetahui ibunya meninggal.

“Awalnya tidak tahu ibunya meninggal, tapi karena banyaknya anggota keluarga yang datang menanyakan kabar almarhum, anak laki-laki pertama jadi tahu. Sedih, menangis bahkan sempa menanyakan kondisi ibunya,” ujar Madan (19), kakak Gessi.

Saat ini, kedua anak korban diasuh sementara oleh orang tua Madan dan Gessi yang merupakan kakak kedua korban.

“Kami kasihan sama anak-anaknya, apalagi masih kecil. Kami berharap pelaku bisa ditangkap,” ujar dia. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat