JABARNEWS | BANDUNG – Berada di dalam Gang Kebon Karet Kel Babakan Ciamis di tengah Kota Bandung, Lontong Kari Kebon Karet tetap mempertahankan cita rasa melegenda di lidah.
Bolehlah kita mengatakan, belum lengkap rasanya ketika liburan ke ‘Kota Kembang’ belum sempat menjajal kuliner asal Bumi Priangan yang satu ini. Ya, makanan berkuah kari kental, gurih, dan lezat dengan bumbu kaya rempah ini melengkapi keragaman surge kuliner Kota Bandung.
Benar sekali! Lontong Kari Kebon Karet Bandung memang terkenal sejak lama sebagai salah satu hidangan khas orang Bandung yang selalu menyukainya,
Cara membuat kuliner ini dengan teknik tradisional sehingga rasa keasliannya terjaga. Bagi pelanggannya, Lontong Kari Kebon Karet tidak hanya sekadar hidangan semata, tetapi merupakan jadi gastronomi yang memikat ketika di lidah.
Sejak 1966
Lontong Kari Kebon Karet adalah salah satu ciri khas kuliner asal Kota Bandung yang berhasil mempertahankan cita rasa lezat sejak 58 tahun lalu. Wajar usaha keluarga yang dimulai sejak tahun 1966 menjadi salah satu tujuan favorit warga lokal dan luar Bandung.
“Orang tua saya pertama kali membuka usaha Lontong Kari Kebon Karet pada tahun 1966. Lontong kari ini telah melewati perubahan zaman namun tetap mempertahan resep dan kualitasnya,” ujar Aldi yang mengelola peninggalan keluarganya, Rabu 8 Mei 2024.
Baca juga : Hidden Gem Kuliner Bandung di Gang Nikmat
Aldi adalah anak ke-4 dari 6 saudaranya kini melanjutkan usaha orangtuanya, meski lokasi warung lontong ini sederhan berada di gang Jl. Kebon Karet Jl Otto Iskandar Dinata, namun terus menjaga kualitas rasa dan bahan=bahan terbaik.
“Kami selalu menjaga kualitas dan terbuka tentang bahan-bahan yang kami gunakan,” ungkap Aldi.
Meski harga yang sedikit berbeda dari kompetitor, Lontong Kari Kebon Karet selalu membuat komsumen datang dan kembali. Campuraan rempah, kuah santan kental, sajian lontong berisi kentang, potongan daging sapi empuh, dan telor puyuh, menjadikan lontong kari ini maknyos di lidah.
Menu warung ini juga telah berkembang dari hanya lontong kari dan es campur menjadi menyertakan mie kari dan soto. Aldi mengharapkan bahwa kepuasan pelangggan adalah nomor satu dan tradisi kuliner ini bisa sampai ke lidah generasi ke generasi.
Meskipun menghadapi kendala lokasi infrastruktur terbatas (di dalam gang), ketika melayani antrean panjang konsumen di akhir pecan. Aldi menambahkan, pihaknya mampu menyajikan 200-300 porsi pada weekday dan penjualan bias 2 kali lipat pada akhir pekan.
Aldi juga berharap semoga warung ini terus eksis dan mendapat cinta selalu dari masyarakat Bandung maupun pengunjung luar kota. “Dari kami bisa selalu menghadirkan sajian lontong kari ini tanpa perubahan dalam cita rasa dan kualitas,” tukasnya. (red/diskompinfo)
