Cuaca Bandung Lebih Dingin Belakangan Ini, Berikut Penjelasan BMKG

Ilustrasi cuaca dingin. (Foto: suara.com)

Tentu saja, sambung Teguh proses pembentukan awan konvektif diawali oleh proses evaporasi. Proses evaporasi didominasi oleh proses perubahan fasa air, dari kondisi cair menjadi gas.

“Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pendinginan di lingkungan terjadinya evaporasi atau biasa disebut sebagai pendinginan evaporatif. Pendinginan evaporatif adalah pendinginan udara karena penyerapan panas laten molekul air.” katanya.

Baca Juga:  Vaksinasi di Cianjur, Kadinkes: Populasi Menjadi Kebal Penyakit Penyebaran

“Ketika air menguap, proses penguapan membutuhkan energi panas (kalor) dari lingkungan agar penguapan terjadi. Dengan menghilangkan kalor dari udara, maka udara menjadi dingin,” tambah Teguh.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Kaji Rute Kereta Gantung yang akan Lintasi Kawasan Bandung Raya

Teguh menyebutkan, faktor kedua yakni pengaruh gangguan pusat tekanan rendah. Hangatnya suhu muka laut wilayah Indonesia (IMC) akibat La Nina berkepanjangan, menyebabkan aktivitas terjadinya pusat tekanan rendah di sekitar IMC menjadi meningkat.

Baca Juga:  Kabupaten Sukabumi dan Cianjur Siaga Bencana Hidrometeorologi, Berikut Penjelasan BMKG

“Kondisi ini sering menyebabkan terjadinya angin kencang oleh karena adanya zona konvergensi di sekitar wilayah Jabar termasuk Bandung Raya. Tingginya kecepatan angin menyebabkan suhu yang dirasakan menjadi lebih dingin dibandingkan dengan suhu terukur,” katanya.