Tentu saja, sambung Teguh proses pembentukan awan konvektif diawali oleh proses evaporasi. Proses evaporasi didominasi oleh proses perubahan fasa air, dari kondisi cair menjadi gas.
“Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pendinginan di lingkungan terjadinya evaporasi atau biasa disebut sebagai pendinginan evaporatif. Pendinginan evaporatif adalah pendinginan udara karena penyerapan panas laten molekul air.” katanya.
“Ketika air menguap, proses penguapan membutuhkan energi panas (kalor) dari lingkungan agar penguapan terjadi. Dengan menghilangkan kalor dari udara, maka udara menjadi dingin,” tambah Teguh.
Teguh menyebutkan, faktor kedua yakni pengaruh gangguan pusat tekanan rendah. Hangatnya suhu muka laut wilayah Indonesia (IMC) akibat La Nina berkepanjangan, menyebabkan aktivitas terjadinya pusat tekanan rendah di sekitar IMC menjadi meningkat.
“Kondisi ini sering menyebabkan terjadinya angin kencang oleh karena adanya zona konvergensi di sekitar wilayah Jabar termasuk Bandung Raya. Tingginya kecepatan angin menyebabkan suhu yang dirasakan menjadi lebih dingin dibandingkan dengan suhu terukur,” katanya.