Kunto menyebut PLTA Jatigede akan memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan porsi pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). Menurutnya, keseriusan PLN dalam transisi energi juga sejalan dengan keseriusan PLN dalam menghadirkan energi yang ramah lingkungan.
“Saat ini tantangan di PLN adalah memastikan suplai listrik tercukupi, khususnya karena sekarang transisi energi sudah dimulai. Selanjutnya adalah menyediakan energi bersih yang ramah lingkungan. PLTA Jatigede ini pastinya akan menambah porsi pembangkit ramah lingkungan di Indonesia,” jelas Kunto.
Husni Wardana, Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Jawa Bagian Tengah 2 menjelaskan PLTA Jatigede akan beroperasi dengan ditopang 2 unit pembangkit yang masing-masing berkapasitas 55 MW sehingga secara keseluruhan PLTA ini akan memiliki kapasitas sebesar 110 MW.
“PLTA Jatigede ini ada dua pembangkit yang masing-masing kapasitasnya 55 Mega Watt sehingga total kapasitas keseluruhannya adalah 110 Mega Watt. Jumlah ini akan memberikan dampak besar bagi target penambahan kapasitas pembangkit EBT. Ini juga menjadi bagian dari program ketahanan energi karena usia PLTA yang relatif jauh lebih lama,” terang Husni.
Husni juga menjelaskan pencapaian lainnya yakni percepatan penerbitan SLO yang semula ditargetkan pada Oktober 2024 namun dapat diselesaikan pada Juni 2024.