JABARNEWS | PURWAKARTA – Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi memenuhi janjinya membangun rumah tidak layak huni milik warga Desa Bojong Timur. Tepatnya, di Kecamatan Bojong, Purwakarta. Jenis rumah tersebut pun sudah ditentukan yakni rumah panggung.
Kondisi rumah milik Ii Somantri (47) tampak memprihatinkan. Atap kayu rumah itu telah habis dimakan rayap. Dinding bilik bambu sudah menghitam akibat dimakan usia. Hal tersebut menjadikan rumah itu rentan roboh tanpa bisa diprediksi.
Bagian dalam rumah berpenghuni 7 orang itu juga sangat sempit. Pasalnya, rumah tersebut hanya memiliki satu kamar dan tidak memiliki kamar mandi. Selain itu, bagian dapur tersambung dengan ruang tamu tanpa sekat.
“Kita bangun kembali agar layak huni menjadi rumah panggung. Biar Pak Ii sekeluarga bisa tidur nyenyak,” kata Dedi di lokasi rumah itu, Senin (3/9/2018).
Sebelumnya Mantan Bupati Purwakarta itu pernah mengunjungi rumah tersebut pada Selasa (28/8/2018). Saat itu dia berjanji akan kembali berkunjung dan membongkar ruma Pak Ii untuk dibangun kembali.
“Pas kesini saya janji hari Senin akan datang lagi. Alhamdulillah bisa kesini, masih diberikan kesempatan,” ucapnya.
Sebagai budayawan, Dedi Mulyadi memilihkan konsep rumah panggung untuk rumah Pak Ii. Selain berpijak pada kultur Sunda, rumah panggung memiliki kualifikasi tahan gempa. Di tambah, Bojong merupakan daerah pegunungan sehingga cocok dengan jenis rumah tersebut.
“Kalau desain ini diikuti warga lain, ini kan bisa menjadi destinasi wisata,” ujarnya.
Kampung Tajur Kampung Rumah Panggung
Pilot project kampung berisi rumah berjenis panggung terletak di Kampung Tajung. Tepatnya, di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Bojong, tak jauh dari lokasi rumah Pak Ii di Desa Bojong Timur.
Berbagai jenis wisata alam tersedia di kampung tersebut mulai dari agrowisata sampai hiking ke daerah pegunungan tersedia di kampung itu. Fasilitas menginap di rumah warga pun disediakan pihak pengelola sampai hari ini.
Tak ayal, kampung tersebut menjadi pilihan utama wisatawan yang kebanyakan berasal dari kalangan pelajar sekolah.
“Contohnya Kampung Tajur, tradisi rumah panggung dan keasrian alamnya dipertahankan. Hasilnya sekarang banyak yang datang ke sana. Para wisatawan rutin datang ke sana. Mereka bukan hanya berlibur tetapi juga belajar tentang pertanian,” katanya.
Dedi berharap, kiprahnya menjaga tradisi terus diperhatankan masyarakat Purwakarta. Menurut dia, ikhtiar itu dapat melahirkan benefit bahkan profit bagi masyarakat tanpa harus mengantre pekerjaan di luar desa.
“Ya semoga ikhtiar saya terus dipertahankan. Mohon doa semuanya,” ucapnya. [jar]
Jabarnews | Berita Jawa Barat