JABARNEWS | BANDUNG – Gubernur terpilih Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan temuan mencengangkan terkait analisisnya terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jawa Barat. Meskipun belum resmi dilantik, Dedi menilai ada banyak belanja yang dinilai tidak relevan dan tak mendukung kebutuhan dasar masyarakat.
“Kami menemukan banyak nomenklatur anggaran yang sebenarnya tidak perlu. Hal ini sangat ironis mengingat masih banyak kebutuhan mendasar yang belum terpenuhi,” ujar Dedi melalui unggahan di akun TikTok-nya, Kang Dedi Mulyadi, Jumat (17/1/2025).
Dalam analisisnya, Dedi menyebutkan beberapa contoh pengeluaran yang dianggap tidak efektif, seperti pembelian alat peraga digital di Dinas Pendidikan sebesar Rp 300 miliar, meskipun banyak sekolah yang masih kekurangan ruang kelas, bangku, dan kursi.
“Pertanyaannya, buat apa beli layar digital jika ruang kelas saja tidak ada? Sementara daya tampung sekolah, terutama SMA, masih sangat terbatas,” katanya.
Tak hanya itu, Dedi juga menyoroti anggaran bantuan ratusan miliar untuk rumah sakit di kota/kabupaten yang dinilainya belum jelas peruntukannya. Menurutnya, alokasi anggaran tersebut tidak selalu sesuai dengan kebutuhan utama masyarakat.