Mantan Bupati Purwakarta dua periode itu, menjelaskan untuk di wilayah Maniis sendiri, karena kontur tanahnya berbukit-bukit dengan kesuburan yang tinggi, ditambah banyak tanah yang gundul, sehingga berdampak pada pergerakan tanah karena tidak ada yang mengikatnya.
“Solusinya untuk mengikat tanah agar tidak terjadi pergerakan yaitu ditanami bambu, semua harus bahu membahu untuk melakukan penanaman pohon. Terutama dari pihak pemerintahan kecamatan dan desa, untuk turun menggerakan masyarakat menanam pohon,” katanya.
Wilayah Kecamatan Maniis, sealama pertengahan bulan ini terjadi dua kali kejadian alam. Yang pertama longsor dijalur utama Cirata – Maniis dan yang kedua ambruknya jembatan di jalan utama menuju Desa Sukamukti. (Red).