Fauzan mengakui bahwa wilayah utara Bandung Barat, termasuk Lembang, Parongpong, dan Cisarua, sering mengalami kemacetan, terutama saat akhir pekan dan libur panjang.
Menurutnya, dengan perencanaan matang, tol tersebut bisa menjadi solusi untuk mengurai kepadatan lalu lintas di daerah wisata.
“Kalau kita bicara wisata, biasanya kendaraan pribadi mendominasi selama akhir pekan atau libur panjang. Kondisi jalan yang ada saat ini memang seringkali tak mampu menampung volume kendaraan. Apakah tol ini akan sepenuhnya mengatasi kemacetan? Tentu perlu studi mendalam, tetapi pada umumnya, jalan tambahan seperti ini dapat mengurangi kepadatan,” jelasnya.
Selain menawarkan solusi lalu lintas, Fauzan juga menyoroti dampak positif tol ini terhadap perekonomian daerah. Ia meyakini akses yang lebih lancar akan mendorong pertumbuhan sektor perdagangan, pariwisata, dan jasa, seperti hotel dan restoran di Bandung Barat.
“Ketika aksesibilitas meningkat, secara otomatis perekonomian daerah juga ikut terdorong. Mulai dari sektor perdagangan hingga jasa perhotelan dan lainnya akan merasakan manfaatnya,” tambah Fauzan.
Rencana pembangunan Tol Pasteur-Lembang ini masih berada pada tahap awal, namun optimisme masyarakat dan pemerintah daerah terhadap dampaknya sudah mulai terasa.
Infrastruktur ini diharapkan mampu menjadi solusi yang signifikan bagi kemacetan sekaligus membuka peluang ekonomi baru di kawasan Bandung Barat. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News