“Abah jagjag kan (sehat kan)? Panon Abah teu bisa ningali (mata Abah tidak bisa melihat)?” tanya Dedi Mulyadi kembali.
Sang kakek terus menghindar berjalan seolah lupa bahwa dia sedang ‘buta’. “Hayu urang ka dokter meh mata Abah cageur (ayo kita ke dokter biar mata Abah sembuh),” ujar Dedi Mulyadi.
Karena terus menghindar, Dedi Mulyadi pun berinisiatif memanggil seorang tukang ojek untuk mengantarkan sang kakek yang mengaku rumahnya di Kecamatan Bongas, Purwakarta.
Saat di motor, Dedi Mulyadi kembali menawarkan untuk membawa pengemis itu ke dokter atau puskesmas terdekat untuk pemeriksaan mata. Lagi-lagi sang kakek tidak mau.
Pengemis itu malah turun dari motor berjalan kencang menghindari Dedi Mulyadi. “Tuh ternyata sehat bisa jalan sendiri,” tutur mantan Bupati Purwakarta dua periode ini.