“Tentunya mereka punya yang namanya regulasi, kita sama-sama ingin menekan hal itu baik itu untuk gelandang maupun yang pengemis ataupun masyarakat,” tambahnya.
Dodo menerangkan, masyarakat sering terkecoh dan merasa iba sehingga memberi uang kepada pengemis dadakan tersebut. Padahal, dengan mendapatkan uang, para pengemis menjadi ketagihan.
“Masyarakat juga kadang-kadang terkecoh dengan tampilanyang akhirnya ngasih, kalau udah ngasih apalagi dapat lumayan itu kan jadi ketagihan,” terangnya.
Lebih lanjut, Dodo menjelaskan bahwa kebanyakan para pengemis dadakan itu berasal dari luar Jabar. Dia juga menyinggung soal mentalitas orang-orang yang menjadi pengemis dadakan di bulan Ramadhan.
“Tiba-tiba rumahnya mah disana di luar Jawa Barat bagus, bagus. Tapi tadi mentalitas, daripada susah-susah (kerja) udah aja jadi pengemis karena dapat uang,” tandasnya. (Red)