Disdikpora Akui Trauma Healing Sangat Dibutuhkan Siswa Korban Gempa Cianjur

Korban saat dipengungsian usai gempa di Kabupaten Cianjur. (Foto: Istimewa).

“Pembelajaran yang pertama tentu kita trauma healing dulu, itu pembelajaran pertama. Untuk memulihkan dulu semangat belajar anak-anak, untuk menghilangkan dulu trauma atas kejadian ini yang kita lakukan. Setelah itu ternyata bisa kita selesaikan, baru kita masuk ke konsep pembelajaran,” jelasnya.

Menurut Akib, hingga saat ini banyak pihak yang sudah menawarkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang ahli di bidangnya atau psikolog, termasuk dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), yayasan, serta perguruan tinggi.

Baca Juga:  Dana Stimulan Tahap IV bagi Korban Gempa di Cianjur sudah Bisa Dicairkan

“Jadi tidak khawatir (kekurangan) karena kelihatannya yang menyediakan diri untuk memberikan SDM psikolog untuk trauma healing ini begitu banyak. Nanti tata kelolanya kita siapkan,” tuturnya.

Baca Juga:  Pemerintah Kabupaten Cianjur Siapkan Anggaran Rp12 Miliar untuk Pembangunan Jembatan Putus

Di samping itu, terkait masa ujian akhir sekolah (UAS) pada Desember, Akib mengatakan pihaknya optimis ujian tersebut dapat diselenggarakan di wilayah Kabupaten Cianjur walaupun jika harus dilakukan di tenda kelas darurat.

Baca Juga:  Ganjar Pranowo Ajak Para Bupati Gerebek Bareng Tambang Ilegal, Ridwan Kamil Berani Tidak?

Per 23 November 2022, rekapitulasi data sementara Disdikpora Cianjur mencatat setidaknya terdapat 211 siswa korban luka ringan, 5 siswa korban luka berat, dan 32 siswa korban meninggal dunia. Sementara guru, tercatat sebanyak 34 korban luka ringan, 21 korban luka berat, dan 3 korban meninggal dunia. (Red)