DP3APPKB Kota Cirebon Fokus Turunkan Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan

Ilustrasi Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan. (Foto: Istimewa/Internet).

Selain itu, kata Budi, berbagai kegiatan dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak juga rutin dilakukan seperti sosialisasi three end, kota layak anak, konvensi hak anak, parenting, hingga pemberdayaan perempuan.

“Kami juga melaksanakan pelatihan pendamping korban, edukasi pengarusutamaan gender. Tapi yang paling utama adalah penguatan jejaring atau kolaborasi dengan semua pihak terkait,” jelasnya.

Baca Juga:  Mulai dari Wartawan hingga Pengusaha, Ridwan Kamil Ingin Santri Serba Bisa

Dia memastikan saat ini pihaknya fokus memberikan pendampingan dan mengurangi dampak psikologis yang dialami para korban. “Progres pendampingan dan penanganan masih berjalan. Bekerja sama dengan stakeholder yang ada,” tuturnya.

Baca Juga:  Melihat Ambisi PDIP di Pemilu 2024: Puan Maharani Ingin Merahkan Jawa Barat

Budi menekankan dalam mencegah kasus kekerasan itu, diperlukan peran lebih dari semua pihak khususnya orang tua, guru dan lingkungan sekitar.

Baca Juga:  Polisi di Indramayu Berhasil Gagalkan Remaja yang Hendak Perang Sarung dan Balap Liar

Dia menambahkan bahwa kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Cirebon selalu terjadi setiap tahun. Contohnya pada 2022 jumlahnya mencapai 63 kasus yang terdiri atas korban orang dewasa 35 orang dan 28 anak-anak.