“Hal ini disebabkan oleh kondisi bangunan yang rentan terhadap berbagai faktor, salah satunya adalah kekeringan yang melanda beberapa wilayah, terutama di Bogor Selatan dan Tanah Sareal,” kata Theofilo, Minggu (26/11/2023).
Pada Agustus 2023, terdapat 49 kejadian bencana, termasuk 16 titik tanah longsor, 5 kejadian pohon tumbang, 13 bangunan roboh, 1 kasus orang hanyut, 3 kebakaran, dan 7 penyelamatan hewan.
Pada September 2023, meskipun jumlah kejadian bencana mengalami penurunan, tetap tercatat 48 kejadian. Di antaranya 2 tanah longsor, 12 pohon tumbang, 9 bangunan roboh, 13 kebakaran, dan 12 penyelamatan hewan.
Kemudian pada Oktober 2023, terjadi peningkatan drastis dengan 87 kejadian bencana. Termasuk di dalamnya adalah 10 tanah longsor, 30 angin kencang, 25 pohon tumbang, 27 bangunan roboh, 5 kebakaran, 12 penyelamatan hewan, dan 14 kekeringan.
“BPBD Kota Bogor telah melakukan langkah-langkah seperti pendistribusian air bersih ke lokasi terdampak kekeringan serta upaya penyelamatan dan pemulihan untuk mengatasi dampak bencana yang terjadi,” jelas Theofilo.