“Mungkin saja bisa lebih besar. Saya juga tidak tahu kenapa tiba-tiba (pengidap) mahasiswa atau siapa,” jelasnya.
Yana menjelaskan, nantinya para asistennya dan dinas terkait bakal berkoordinasi dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) terkait fenomena tersebut.
Yana menyebutkan bahwa hal tersebut perlu segera diantisipasi, karena tidak semua pengidap HIV/AIDS itu bisa terbuka untuk berkonsultasi. Dia pun memastikan tes HIV/AIDS di Kota Bandung tidak dipungut biaya.
“Saya juga bukan menyalahkan metode surveinya. Tapi ini sebagai peringatan kita saja. Tapi akurasinya saya tidak tahu, karena kelompok ini tuh pasti tertutup,” ungkapnya.
Adapun menurutnya Pemkot Bandung bakal melakukan pendataan lebih rinci terkait pengidap HIV/AIDS dengan menggandeng KPA dan Warga Peduli AIDS (WPA). (Red)