Elektabilitas Tetap Teratas, Sahrul Gunawan Harus Waspada Ancaman ‘POLITIK UANG’ di Detik Terakhir !

Elektabilitas Tetap Teratas, Sahrul Gunawan Harus Waspada Ancaman 'POLITIK UANG' di Detik Terakhir !
Persaingan sengit di Pilkada Kabupaten Bandung 2024! Sahrul Gunawan (kiri) dan Dadang Supriatna siap bertarung mendapatkan hati rakyat pada pemilihan tanggal 27 November nanti. Siapa yang akan menjadi pilihan masyarakat

 

JABARNEWS | BANDUNG – Hanya 21 hari sebelum pencoblosan pada 27 November 2024, tensi politik di Kabupaten Bandung semakin memuncak. Kandidat nomor urut 1, Sahrul Gunawan, terus menunjukkan keunggulan elektabilitasnya di hadapan pesaing utama, Dadang Supriatna. Namun, di tengah euforia hasil survei yang positif, tim kampanye perlu waspada di detik-detik terakhir terhadap ancaman politik uang atau money politic yang bisa saja mengubah arah suara. Berdasarkan survei terbaru dari Indonesia Political Opinion (IPO), popularitas dan elektabilitas Sahrul terus menunjukkan tren stabil di kalangan pemilih.

Survei terbaru dari Indonesia Political Opinion (IPO), yang dirilis pada 2–5 November 2024, menegaskan dominasi Sahrul dengan angka elektabilitas mencapai 53,5 persen. Saingan utamanya, Dadang Supriatna, berada di posisi kedua dengan elektabilitas sebesar 41,5 persen, sementara dua kandidat lainnya, Gun Gun Gunawan dan Ali Syakieb, masing-masing memperoleh 2,7 persen dan 1,5 persen. “Dari sisi keterpilihan top of mind, nama Sahrul menjadi yang tertinggi. Ini sangat mungkin terkorelasi dengan popularitasnya yang lebih unggul, serta tingkat kesukaan pemilih di Kabupaten Bandung terhadap Sahrul,” ujar Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, dalam keterangan resminya.

Baca Juga:  Memanas! Perseteruan Nina Agustina dan Lucky Hakim Mencoreng Pilkada Indramayu

Keyakinan Pemilih Terhadap Sahrul, Tantangan bagi Dadang

Tidak hanya soal elektabilitas, survei ini juga mengungkap tingginya tingkat keyakinan pemilih terhadap Sahrul. Sebanyak 63 persen responden menyatakan bahwa mereka sangat yakin untuk memilih pasangan Sahrul-Gun Gun pada hari pemungutan suara nanti. Sebaliknya, hanya 55 persen pemilih Dadang-Ali Syakieb yang memiliki keyakinan serupa, sementara 45 persen lainnya mengaku masih ragu.

“Popularitasnya sebagai selebritas turut mendongkrak tingkat keterpilihannya di segmen ini,” jelas Dedi, menyoroti bahwa Sahrul Gunawan banyak didukung oleh pemilih perempuan dan pemilih muda. Dukungan dari dua kelompok pemilih ini menjadi poin penting bagi Sahrul, yang tidak hanya berhasil meraih hati pemilih, tetapi juga kepercayaan mereka untuk menjadikannya pemimpin Kabupaten Bandung.

Simulasi Head-to-Head, osisi Sahrul Semakin Mantap

Selain elektabilitas individual, IPO juga melakukan simulasi head-to-head antara Sahrul dan Dadang. Dalam skenario ini, Sahrul kembali unggul dengan perolehan 55,2 persen, sementara Dadang mengumpulkan 42,0 persen. Sebanyak 2,8 persen responden memilih untuk tidak menjawab atau merahasiakan pilihan mereka. Keunggulan ini juga terlihat dalam simulasi pasangan calon, di mana duet Sahrul-Gun Gun meraih 55,7 persen, sementara pasangan Dadang-Ali Syakieb berada di angka 43,8 persen.

Posisi Sahrul di puncak elektabilitas tidak hanya menunjukkan dukungan yang solid, tetapi juga konsistensi preferensi pemilih Kabupaten Bandung. Kuatnya elektabilitas Sahrul ini dapat memberi modal positif menjelang hari pencoblosan, meskipun tekanan dari berbagai dinamika politik tetap perlu diperhatikan.

Metode Survei, Hasil yang Merefleksikan Preferensi Masyarakat

Survei IPO ini menggunakan metode wawancara tatap muka dengan teknik multistage random sampling (MRS). Sebanyak 600 responden di seluruh daerah pemilihan Kabupaten Bandung dilibatkan, dengan margin of error sebesar 2,9 persen dan tingkat akurasi 95 persen. Dengan metode yang akurat ini, hasil survei dapat mencerminkan tren pemilih saat ini serta memberi gambaran awal hasil pemilihan.

Politik Uang Jadi Ancaman di Detik Terakhir

Meski survei menunjukkan posisi kuat, Sahrul dan timnya harus tetap waspada terhadap ancaman politik uang yang kerap muncul di akhir-akhir kampanye. Dedi Kurnia Syah memperingatkan, “Dengan durasi kampanye yang semakin pendek, cukup sulit bagi Dadang untuk membalikkan keadaan. Namun, peluang itu masih ada jika strategi yang tepat dilakukan.” Hal ini menjadi sinyal bahwa meskipun elektabilitas Sahrul kuat, perubahan mendadak tetap dapat terjadi, terutama jika politik uang digunakan sebagai alat untuk menggeser preferensi pemilih di menit-menit terakhir.

Waspadai Praktik Politik Uang

Di tengah kemenangan yang seolah sudah dekat, Sahrul Gunawan dan timnya perlu tetap rendah hati dan waspada. Jangan sampai euforia hasil survei melemahkan kewaspadaan dalam menghadapi tantangan akhir, khususnya ancaman politik uang yang dapat mengubah suara pemilih di saat-saat terakhir. Menjaga integritas dan komitmen untuk melayani masyarakat adalah cara terbaik untuk membuktikan bahwa mereka pantas menang. Di atas semua itu, pastikan kemenangan diperoleh secara jujur dan sesuai dengan keinginan rakyat tanpa intervensi yang tidak etis.

Dengan terus berfokus pada kebutuhan masyarakat dan menjauhkan diri dari kepuasan diri, Sahrul berpeluang besar meraih kemenangan yang mencerminkan suara asli rakyat Kabupaten Bandung.

Hasil survei IPO Sahrul-Gun Gun vs Dadang – Ali Syakieb

Elektabilitas Kandidat:

  • Sahrul Gunawan: 53,5%
  • Dadang Supriatna: 41,5%
  • Gun Gun Gunawan: 2,7%
  • Ali Syakieb: 1,5%
  • Tidak Menjawab: 0,8%

Simulasi Head-to-Head (Sahrul vs. Dadang):
Sahrul Gunawan: 55,2%
Dadang Supriatna: 42,0%
Tidak Menjawab: 2,8%

Simulasi Pasangan Calon:

Sahrul Gunawan – Gun Gun Gunawan: 55,7%
Dadang Supriatna – Ali Syakieb: 43,8%
Tidak Menjawab: 0,5%

Tingkat Keyakinan Pemilih:

  • Pemilih yang yakin akan memilih Sahrul-Gun Gun: 63
  • Pemilih yang yakin akan memilih Dadang-Ali Syakieb: 55%
  • Pemilih yang ragu-ragu memilih Sahrul-Gun Gun: 37%
  • Pemilih yang ragu-ragu memilih Dadang-Ali Syakieb: 45%

Keterangan:

  • Survei ini dilakukan oleh IPO (Indonesia Political Opinion) dengan metode wawancara tatap muka.
    Teknik sampling yang digunakan adalah multistage random sampling (MRS).
    Survei melibatkan 600 responden dari seluruh daerah pemilihan di Kabupaten Bandung.
    Margin of error survei ini adalah ±2,9% dengan tingkat akurasi data 95%.(Red)