Anhar mengatakan, dalam penerapan teknologi nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia memang menghadapi banyak tantangan baik internal maupun eksternal. Namun dengan peran aktif seluruh stakeholder, tantangan tersebut dapat teratasi.
Ia menilai, peran aktif masyarakat sangat diperlukan guna menyukseskan pengembangbiakan nyamuk Wolbachia. “Jadi seluruh elemen yang ada ikut membantu secara aktif. Ini yang akan kita laksanakan juga di 4 Kelurahan. Masyarakat, tokoh masyarakat, lembaga-lembaga yang ada di masyarakat, para kader PKK, kader-kader kesehatan, ini akan kita rangkul. Kita ajak supaya kegiatan berhasil,” kata dia.
Ia berharap, penerapan teknologi nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia di 4 Kelurahan ini dapat berjalan lancar.
“Alhamdulillah selama 6 bulan kemarin, telah ada 12 kali rilis dengan tingkat keberhasilan 67 persen. Mudah-mudahan yang 4 kelurahan ini lebih dari 67 persen tingkat keberhasilannya,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua Tim Kerja Arbovirosis Kementerian Kesehatan, Burhanudin Tohir menyampaikan, capaian pengembangbiakkan Wolbachia di Kecamatan Ujungberung lebih baik dibandingkan 5 kota yang mengujicoba penerapan pengembangbiakan nyamuk Wolbachia.