Sehingga, Pemerintah harus bisa mendorong dengan memberikan stimulan, yang saat ini diberikan melalui Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan (PIPPK).
“PIPPK ini proporsional diberikan kepada teman-teman di kewilayahan. Dehingga kalau stimulan ini katakanlah nilainya Rp50 juta atau Rp100 juta, bentuk partisipasi gotong royong masyarakatnya itu saya yakin jauh lebih besar daripada stimulan yang diberikan,” katanya.
Menurut Yana, gotong royong masyarakat bisa beragam, seperti kopi, singkong, hingga tenaga. Hal itu memang tidak dapat dikonversi, tetapi itu dapat meningkatkan nilai gotong royong dari stimulus yang diberikan hingga 2-3 kali lipatnya.
“Saya tetap punya keyakinan pemerintah tidak bisa menyelesaikan seluruh masalah Kota Bandung ini sendiri, butuh partisipasi, butuh gotong royong, butuh kerja sama, kolaborasi dengan semua pihak termasuk masyarakat,” ucapnya.
“Dan itu tentunya kita harus bisa menilai sehingga ada sesuatu yang membuat kita juga merasa yakin bahwa bentuk gotong-royong dari warga masyarakatnya ini diapresiasi dan dihargai oleh pemerintah,” lanjutnya.