Dr. Fadli Zon dalam sambutannya mengapresiasi pemberian cendera mata dan menyebutnya sebagai ‘gratifikasi ilmu’ dari para pakar dan budayawan Sunda. Ia menekankan pentingnya perumusan strategi kebudayaan nasional untuk membangun peradaban Indonesia sebagai salah satu pusat kebudayaan dunia. “Kita harus memanfaatkan kekayaan budaya Indonesia, termasuk situs bersejarah seperti Gunung Padang dan Candi Batujaya, yang menjadi bukti kebesaran peradaban Sunda,” ujarnya.
Menteri juga mendorong pemanfaatan Dana Abadi Kebudayaan, yang hingga kini masih menyisakan anggaran sebesar Rp300 miliar. Ia menekankan perlunya inovasi budaya melalui teknologi modern, seperti kecerdasan buatan, filmografi, dan seni pertunjukan yang terintegrasi dengan teknologi informasi. Ia juga memuji karya generasi muda, seperti Voices of Baceprot, yang mampu bersaing di kancah internasional.
“Budaya Indonesia harus tampil di panggung dunia dengan cara-cara kreatif dan inovatif,” tutup Fadli Zon.
Turut hadir sejumlah tokoh dan pakar, di antaranya Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, Hj. Halimah Munawir, Dr. Ernawan Koesoemaatmadja, Dra. Ir. Eni Sumarni, M.Kes., Wina Erwina, Ph.D. (pakar pengetahuan lokal, alumni Leiden University), Dr. Riadi Darwis (pakar gastronomi), Dr. Zaini Alif (pakar permainan anak), Dr. Bucky Wikaque (Ketua DPRD Jawa Barat sekaligus budayawan), serta seniman Budi Dalton Setiawan, Deni Chandra, dan Nace Permana, M.I.Kom. (Ketua Kongres Seniman Budayawan Jawa Barat). (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News