Ambu Anne menyebut, para peserta festival ini terdiri dari 34 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan 17 Kecamatan yang ada di Purwakarta, mereka menghiasi bedug dengan khasnya masing-masing dan potensi di daerahnya masing-masing.
“Tidak hanya menampilkan bedug, para peserta melengkapi alat musik lain seperti calung, angklung, kendang, kohkol hingga drum,” jelasnya.
Cara menabuhnya pun bervariatif, mereka mengkreasikan tabuhan bedug hingga menghasilkan suara yang merdu, tak jarang mereka kolaborasi dengan musik lain agar semarak tabuh bedug semakin meriah. Peserta juga mendekorasi tempat hingga pakaian yang unik serta menarik.
“Sebetulnya panitia sudah mengarahkan mengangkat potensi daerah atau kecamatan termasuk OPD ciri khasnya apa misal damkar nanti ada ornamen damkar dan lainnya sama mereka menghias dulag di tabuh ada beberapa peserta mengumandangkan takbir,” ungkap Ambu Anne.
Menurut Ambu Anne, kegiatan tersebut digelar untuk mengakomodir kegiatan pawai beduk yang banyak dilakukan oleh berbagai komunitas dan kelompok masyarakat sambil berkeliling kota. Kondisi itu rawan kecelakaan karena banyak masyarakat yang melakukan takbir keliling menggunakan kendaraan terbuka yang mengabaikan aspek keamanan berlalu lintas.