JABARNEWS | BANDUNG – Pilkada Kabupaten Bandung 2024 memberikan gambaran baru tentang bagaimana pemilih lebih mengutamakan figur kandidat melengkapi kekuatan koalisi partai.
Dadang Risdal Azis, Direktur Eksekutif Jamparing Institute menyoroti hasil survei terbaru Indonesia Political Opinion (IPO). Dia menyebutkan, elektabilitas pasangan calon bupati dan wakil bupati. Berdasarkan survei tersebut, pasangan Sahrul Gunawan-Gun Gun Gunawan atau dengan sebutan “Alus Pisan” unggul dengan tingkat elektabilitas 55,7 persen, jauh di atas pasangan Dadang Supriatna-Ali Syakieb atau “Bedas” yang hanya meraih 43,8 persen.
“Kondisi ini semakin menguatkan teori bahwa Pilkada memang mempunyai karakteristik kekhususan tersendiri ketimbang pemilihan legislatif. Sisi figuristik lebih kuat daripada akumulasi perolehan suara partai dalam koalisi,” kata Dadang Risdal, yang akrab disapa Kang Daris, pada Kamis (7/11/2024). Menurutnya, fenomena ini menunjukkan bahwa dalam Pilkada, citra dan popularitas individu calon menjadi daya tarik utama bagi pemilih, sehingga kekuatan koalisi partai tidak lagi menjadi penentu utama kemenangan.
Survei IPO: Kredibilitas dan Akurasi Tinggi
Hasil survei l IPO ini turut mendapat apresiasi dari Jamparing Institute sebagai lembaga yang kredibel dan memiliki rekam jejak baik dalam mengukur opini publik. IPO merupakan anggota Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI), sehingga hasil surveinya berdasarkan pada metode penelitian yang ketat dan teruji. Kang Daris menyebut kredibilitas IPO dalam riset kali ini berhasil menggambarkan polarisasi di kalangan pemilih Kabupaten Bandung.
“Lembaga survei terikat kode etik dan aturan, apalagi yang terhimpun di PERSEPI. Tentu akan sangat menjaga integritas, kompetensi, dan independensinya,” ujar Kang Daris.
Ia meyakini bahwa hasil riset IPO ini tidak hanya memberikan gambaran akurat, namun juga dapat membantu setiap pasangan calon dalam memahami kondisi elektabilitasnya secara lebih mendalam.
Kedua Paslon Menyikapi Hasil Survei
Bagi pasangan Alus Pisan, keunggulan ini memberikan motivasi besar dalam mempertahankan posisinya hingga hari pemungutan suara. Hasil survei ini, menurut Kang Daris, akan menjadi dorongan positif bagi pasangan Sahrul-Gun Gun Gunawan beserta tim pemenangan untuk lebih meningkatkan konsolidasi dan memperkuat jaringan dukungan di tingkat akar rumput.
“Posisi ini akan semakin menguatkan dan meningkatkan rasa percaya diri mereka. Kerja-kerja politik, baik di koalisi partai maupun tim relawan, akan menjadi energi positif yang luar biasa,” ujarnya. Pasangan Alus Pisan, menurutnya, akan terus berfokus pada pemantapan dukungan di lapangan untuk memastikan tidak ada suara yang hilang saat pemungutan suara.
Di sisi lain, pasangan Bedas merespons hasil ini sebagai tantangan untuk memperkuat daya tarik mereka di mata pemilih.
Kang Daris menyebutkan meski posisi tertinggal, pasangan Dadang Supriatna-Ali Syakieb tetap memiliki peluang untuk mempersempit jarak. Tentu melalui melalui kerja keras dalam penggalangan dukungan di wilayah-wilayah strategis.
Figur Alus Pisan Semakin Kuat
Dalam berbagai Pilkada di Indonesia, figuristik atau daya tarik individu calon seringkali menjadi kunci utama. Ini sulit disaingi oleh kekuatan koalisi semata. Kang Daris menilai bahwa keunggulan Sahrul-Gun Gun ini bukanlah sekadar angka di atas kertas, melainkan cerminan dari daya tarik figur. Mereka yang berhasil memikat hati masyarakat Bandung.
“Saya kira paslon Alus Pisan semakin berlipat energinya,” ujarnya. Di bawah komando tim yang kuat, Sahrul-Gun Gun diharapkan mampu menjaga keunggulan ini hingga hari pemilihan. Sebaliknya, pasangan Bedas pun akan berupaya keras memperbaiki posisi mereka dengan merangkul lebih banyak pemilih.
Menyongsong Hari Pemilihan: Siapa yang Lebih Tangguh?
Dengan sisa waktu yang semakin sempit, persaingan elektabilitas ini menempatkan pasangan Alus Pisan di posisi terdepan menuju Pilkada Kabupaten Bandung. Sementara keunggulan elektabilitas memberikan keuntungan psikologis bagi Sahrul-Gun Gun, tim Bedas tetap optimistis untuk mengejar ketertinggalan dan mengubah dinamika pemilih.
Terakhir Daris menyampaikan bahwa situasi Pilkada di Kabupaten Bandung tahun ini menggambarkan fenomena baru dalam politik lokal. Pasalnya figur kandidat menjadi faktor penentu dalam kontestasi. Hasil Pilkada 2024 akan membuktikan apakah figur kuat mampu mengamankan kemenangan, atau justru akan ada kejutan dari koalisi yang berupaya merebut hati pemilih di detik-detik terakhir.(RED)