“Namun sampai saat ini kontraknya belum dikeluarkan, hanya dijanjikan saja. Saya selalu melaporkan ke pihak manajemen apa yang belum dibayarkan. Jawabannya katanya menunggu termin dari dinas,” kata Simson kepada awak media, Jumat (3/2/2023).
Selama pengerjaan proyek tersebut berjalan, Simson menerangkan, pihaknya kerap mengirimkan invoice atau tagihan berdasarkan progres pekerjaan serta jumlah manpower yang harus dibayar pihak kontraktor setiap bulannya.
Awalnya, Simson menyebut penagihan yang dilakukan kepada pihak kontraktor tidak pernah ada masalah karena selalu dibayarkan meskipun belum sepenuhnya. Namun hingga penagihan ke delapan, kontraktor tak kunjung menyelesaikan pembayaran yang digantung.
“Selalu dibayar tapi tidak full, dibayar paling 45-50 persen, sisanya digantung. Berlarutlah sampai tagihan kedelapan. Menunggak waktu itu sewa material sekitar empat bulan,” beber Simson.
Dengan adanya keterlambatan pembayaran tersebut, Simson akhirnya melaporkannya kepada manajemen perusahaan konstruksi tersebut. Namun dirinya justru diminta terlebih dahulu menyelesaikan pengerjaan kubah utama Masjid Al Jabbar.