“Kenapa kecewa? Karena dari beberapa bakal calon, ada 10 yang mendaftar ke Gerindra, namun pada akhirnya muncul nama Dhani. Saya tidak tahu apakah dia mengikuti mekanisme pendaftaran atau tidak. Saya kecewa, apa gunanya penjaringan bakal calon wali kota kalau akhirnya seperti ini,” kata Raden.
Menanggapi isu fatsun dan etika politik, Raden menegaskan bahwa protes yang dilakukan bukan karena tidak memiliki fatsun politik. Ia menyatakan bahwa protes tersebut adalah bentuk kepedulian terhadap partai.
“Jujur, ini buruk. Bukan berarti saya tidak fatsun dengan keputusan DPP, cuma saya khawatir Gerindra nanti tidak bisa berkoalisi dengan partai lain. Karena hasil survei, nama Dhani belum muncul signifikan. Yang muncul 5 besar itu Sonny Salimi,” tuturnya.
Raden Ginanjar juga menyebut bahwa sejauh ini, 20 PAC Gerindra di Kota Bandung masih solid mendukung Sonny Salimi sebagai bakal calon wali kota Bandung dari Partai Gerindra.
Puluhan PAC tersebut meliputi Regol, Mandalajati, Batununggal, Babakan Ciparay, Kiaracondong, Cidadap, Bandung Wetan, Sukasari, Andir, Ujungberung, Panyileukan, Antapani, Sukajadi, Cibeunying Kidul, Cicendo, Cibeunying Kaler, Buahbatu, Gedebage, Lengkong, dan Sumur Bandung.
“Sikap 20 PAC kami tetap mendukung Sonny Salimi. Insyaallah 1000 persen, 20 PAC yang ber-SK sah dari Partai Gerindra masih solid mendukung Sonny Salimi,” tegasnya. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News