“Kurikulum ini juga berfokus pada materi esensial, relevan, dan mendalam sehingga ada waktu cukup untuk membangun kreativitas dan inovasi peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi,” jelas Sopian.
Menurutnya, Projek penguatan profil pelajar pancasila dan profil pelajar rahmatan lil alamin merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila dan profil pelajar rahmatan lil alamin yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.
“Ada enam dimensi profil pelajar Rahmatan Lil Alamin yakni berkeadaban, keteladanan, kewarganegaraan dan kebangsaan, mengambil jalan tengah, berimbang, dan lurus dan tegas,” ujar Sopian.
Penerapan kurikulum merdeka di madrasah, Sopian Berharap, dapat memberikan dampak positif terhadap pembentukan karakter siswa di sekolah, yaitu siswa yang memiliki pola pikir, bersikap dan berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila yang universal dan menjunjung tinggi toleransi demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa serta perdamaian dunia, serta siswa yang memiliki pemahaman dan pengamalan agama yang moderat (tawassuṭ), seimbang (tawāzun), dan lurus dan tegas (I’tidāl), serta menjadi pelopor kebaikan untuk kebaikan bersama (qudwah).
“Dengan demikian, kurikulum merdeka di madrasah merupakan salah satu strategi pendidikan agama di era global yang dapat dilakukan dengan mengembangkan profil pelajar pancasila dan profil pelajar rahmatan lil alamin sebagai ciri khas kompetensi keagamaan di madrasah,” ucap Sopian. (Gin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News