Harga Kedelai Naik Saat Pandemi Covid-19, Kini Tak Produksi

JABARNEWS | CIANJUR – Masa pandemi Covid-19, harga kacang kedelai imfort di Kabupaten Cianjur naik sekitar Rp 2.200. Sebelumnya harga Rp 7.800 per kilogram, kini Rp 10 ribu.

Meroket harga jenis kacang kedelai tersebut membuat para pelaku UMKM usaha pabrik tahu dan tempe tak produksi, Sabtu (2/1/2021).

Kosasih (42) seorang buruh pabrik tahu membenarkan, kenaikan harga itu kemungkinan ada pengaruh juga di masa pandemi Covid-19, atau mungkin bisa juga melihat kondisi cuaca saat ini.

Baca Juga:  Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ula Purwakarta Butuh Perhatian

“Ya, harga awalnya kacang kedelai import Rp 7.800. Kini naik menjadi Rp 10 ribu,” akunya saat ditemui langsung di salah satu pabrik tahu di Kampung Cageundang, Desa Sukamaju, Kecamatan Cianjur.

Kosasih mengatakan, bahkan saat ini sudah libur (istirahat) tidak produksi cetak tahu dan tempe. Karena, harga kacang kedelai naik drastis.

“Sudah tidak kerja selama tiga hari, terhitung dari mulai Jumat hingga saat ini kang,” ujarnya.

Kosasih menambahkan, informasi mau ujuk rasa (Unras) para pemilik pabrik tahu. Tapi tidak tahu juga kapan, jelasnya saat ini memang tidak produksi lagi.

Baca Juga:  Cara Memilih Model Sekat Tembok Ruangan Tamu

“Harapan kepada pemerintah dan dinas terkait harga bisa turun kembali. Apalagi di masa pandemi Covid-19, karena kan? Saya tidak bisa kerja,” pungkasnya.

Sementara, hasil konfirmasi dengan Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Cianjur mengenai kenaikan harga kacang kedelai yaitu, untuk kacang kedelai import harga sekitar Rp 10 ribu, dan harga kacang kedelai lokal sekitar Rp 7 ribu saat ini.

Baca Juga:  Cecep Alamsyah Pastikan Pembangunan Jalan Sepanjang 38 KM di Selatan Cianjur Dimulai Bulan Maret

Terpisah, Kepala Dinas (Kadis) melalui Kasi Bina Pengelolaan Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cianjur, Sukri mengatakan, laporan itu data dari pasar, kalau mau lebih jelas konfirmasi langsung kepada para petani dan ke Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Holtikultura (DP3H) Kabupaten Cianjur.

“Perkembangan harga itu berdasarkan laporan dari Pasar Induk Cianjur (PIC),” singkatnya melalui via WhatsApp (WA).

Penulis: Mamat Mulyadi