Komoditas lainnya seperti cabai rawit hijau Rp50.000, cabai rawit merah Rp75.000, dan bawang putih Rp45.000 per kilogram juga ikut merangkak naik.
Menurutnya, faktor cuaca ekstrem di wilayah pemasok seperti Garut dan Madura menjadi salah satu penyebab utama. Produksi pertanian terganggu sehingga pasokan terbatas, sementara permintaan tetap tinggi.
“Para produsen di daerah pemasok lebih mengutamakan kebutuhan lokal sebelum mengirim ke luar wilayah. Walaupun stok mencukupi, tingginya permintaan membuat harga tetap mahal,” tambahnya.
Untuk meredam kenaikan harga, pemerintah daerah berencana melakukan penetrasi pasar dan menggelar operasi pasar murah. “Kami akan memastikan ketersediaan bahan pokok sekaligus menstabilkan harga melalui program ini,” tegas Helmi.
Epi (41), pedagang di Pasar Tambun, menyatakan harga cabai merah bahkan sempat menyentuh Rp100.000 per kilogram dari harga awal Rp60.000.
“Harga bawang merah juga naik dari Rp30.000 menjadi Rp40.000. Meski harga naik, jumlah pembeli malah berkurang,” ujarnya.
Hal serupa diungkapkan Aan (38), pedagang telur di pasar yang sama. Ia terpaksa menjual telur ayam seharga Rp31.000 per kilogram dari harga semula Rp26.000.
“Penurunan jumlah pembeli mencapai 30-40 persen, apalagi saat ini bersamaan dengan libur sekolah,” katanya.
Sementara itu, Clara (29), seorang warga, berharap harga bahan pokok segera turun. Ia terpaksa menyesuaikan pengeluarannya akibat kenaikan harga.
“Biasanya beli cabai satu kilogram, sekarang cuma seperempat. Awal tahun ini banyak kebutuhan, dari biaya sekolah anak hingga makanan untuk balita,” keluhnya. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News