Kehadiran kantin sehat di sekolah akan ditingkatkan, sehingga makanan yang dikonsumsi oleh para murid dapat terjaga dan terpantau.
Kantin sehat ini akan melibatkan pedagang kaki lima yang biasa berdagang di sekitar sekolah, dan mereka akan diberikan pelatihan khusus tentang gizi pada makanan.
“Dalam pertemuan itu, kami mengingatkan teman-teman Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk memperkuat kantin sehat. Kewajiban kantin sehat adalah membina pedagang di luar sekolah,” kata Vini.
Hasil uji laboratorium pada sampel makanan dari dua kasus keracunan massal di Bandung Barat menunjukkan bahwa penyebab mual dan muntah pada para siswa adalah bakteri Bacillus Cereus. Tidak ditemukan zat beracun dalam makanan cimin dan yoghurt yang disantap oleh para siswa.
“Kami dapat memastikan bahwa tidak ada zat beracun dalam sampel makanan tersebut. Penyebabnya adalah bakteri dan penularan yang disebabkan oleh kandungan bakteri,” jelas Vini.
Salah satunya adalah bahwa bakteri pencernaan yang terdapat dalam kotoran manusia yang kering bisa terbawa oleh angin dan mengendap di makanan yang tidak tertutup, menjadikannya salah satu sumber penularan. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News