Herman Suryatman Ungkap Tantangan Serius Pertanian Jabar

Herman Suryatman
Sekda Jabar Herman Suryatman menghadiri Rapat Koordinasi TPIP -TPID Wilayah Jawa dengan tema ‘Strategi Peningkatan Produktivitas Pangan di Tengah Alih Fungsi Lahan dan Anomali Cuaca’ di Hotel Tentrem, Kota Semarang, Rabu (14/8/2024). (Foto: Dokpim Jabar).

Tantangan lain, bagaimana mencegah kelompok petani terpapar pinjaman online (pinjol) dengan bunga mencekik yang memberatkan beban hidup petani maupun buruh tani.

Herman mengungkap, statistik menunjukkan jumlah outstanding loan pinjol di Jabar mencapai hampir Rp16,5 triliun. Tren saat ini ternyata petani mengandalkan pinjol dan bank emok untuk memenuhi kehidupan sehari – hari terutama sebelum masa panen. “Ini adalah situasi yang sangat memprihatinkan,” ungkapnya.

Baca Juga:  Herman Suryatman: Tanggulangi Bencana dengan Pendekatan Super Team

Untuk menjawab tantangan tersebut, Herman berharap Pemerintah Pusat melalui Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan melakukan intervensi agar menciptakan skema pinjaman mikro dan supermikro yang mudah diakses untuk kebutuhan hidup petani dan buruh tani.

Baca Juga:  Jabar Punya 900.000 Hektar Tanah Basah, Uu Ruzhanul Ulum Ungkap Masalah Genting dalam Pertanian

“Jika masalah ini tidak segera ditangani maka akan memantik permasalahan sosial yang tidak kita inginkan, mengingat indeks gini kita (Jabar) yang sudah berada pada level lampu kuning” ungkap Herman.

Tantangan lain, kata Herman, pertanian Jabar harus dihadapkan pada alih fungsi lahan lahan pertanian dan anomali cuaca yang mengancam produktivitas padi. Pada 2024, Jabar sendiri menargetkan produksi 11 juta ton gabah kering giling (GKG) lebih tinggi dari tahun 2023 sebanyak 9,14 juta ton GKG.

Baca Juga:  Pansus 3 Dapat Masukan Penting dari FGD Raperda Pelayanan Bidang Pangan