Dia menjelaskan, pengamatan hilal dimulai saat matahari terbenam yaitu pukul 18.08 WIB. Lama pengamatan hilal dilakukan selama 5 menit, karena bulan akan terbenam pada pukul 18.13 WIB. Saat matahari terbenam, hilal berada pada Azimuth 264˚44’18” dan posisi matahari berada pada azimuth 265˚57’16”.
Menurut dia, nilai ini dihitung dari titik Utara sejati ke arah Timur-Selatan-Barat melalui lingkaran horizon atau ufuk sampai dengan proyeksi bulan dan matahari di ufuk. “Berdasarkan data ini, bulan atau hilal berada di sebelah Utara/Kanan matahari,” jelasnya.
Encep menuturkan, pada saat matahari terbenam pukul 18.08 WIB, tinggi hilal sudah +0˚59’10”, dan hilal terbenam pada pkl 18.13 WIB. “Tinggi hilal ini dihitung dari ufuk secara vertikal sampai dengan posisi bulannya. Nilai ketinggian saat ini belum memenuhi Batas minimal hilal/bulan mungkin terlihat (Imkan Rukyat), yaitu kriteria +3˚, sehingga hilal mungkin tidak dilihat,” ungkapnya.
Jarak sudut lengkung bulan dari matahari yang disebut Elongasi berada pada nilai +1˚34’15”. Encep mengatakan, peralatan yang dipergunakan terdiri dari Teropong Digital Computerize dua buah dan Teropong manual satu buah.
“Diantaranya yang tersimpan di doom albiruni dan milik BHRD Provinsi Jawa Barat,” bebernya.