“Kita cari ponselnya untuk mengetahui bertelepon dengan siapa sedang kita cari. Keluarga menolak autopsi, katanya musibah. Pak kades keluarganya bapaknya, menolak. Awalnya korban dibawa ke puskesmas juga keluarga menolak,” jelasnya.
Dalam kronologi yang diberikan, polisi meminta keterangan dari sejumlah saksi bahwa korban bersama teman-temannya sekitar pukul 23.30 WIB nongkrong di kawasan objek wisata Panenjoan.
“Korban dan temannya sedang nongkrong main di Kawasan obyek wisata Panenjoan di warung kopi. Kemudian diketahui oleh rekannya bahwa korban berjalan sendirian menuju pinggir jurang sambil menelpon seseorang dengan jarak antara warung kopi dengan jurang sekitar 60 meter,” tutur Azhar.
Setelah sekitar 1 jam kemudian, korban belum juga kembali bergabung dengan temannya. Sampai kemudian dilakukan pencarian.
“Teman korban melakukan upaya pencarian keberadaan korban di sekitar TKP dan diketahui oleh temannya bahwa sendal milik korban berada di bawah jurang Panenjoan (tersangkut) dengan kedalaman sekitar 50 meter,” bebernya.