JABARNEWS | KAB. TASIKMALAYA – Setelah melihat langsung Pasar Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengatakan, kurang baiknya pengelolaan pasar tradisional menjadi permasalahan yang harus segera dibenahi.
“Jika melihat pasar tradisional seperti itu, itu pasti bakal kalah dengan pasar modern, seperti Alfa dll. Seharusnya pengelolaan pasar yang baik segera dilakukan di tengah perubahan pola pikir warga yang menginginkan tempat bersih, tertata, dan memilih barang dengan mudah. Pola pasar tradisional saat ini, masih pola lama,” kata Dedi, di Pasar Singaparna, Rabu (9/5/2018).
Dikatakannya, pengeloaan lingkungan dan managemen pasar tradisional harus terus didorong seperti pasar modern atau minimarket. Selain itu, warga pasar juga harus diberi pelatihan untuk mengelola pasar tradisional dengan pengeloaan yang modern.
“Sifatnya itu bisa seperti koperasi. Misalnya kalau minimaket terintegrasi dengan satu kasir pembayaran, nah itu bisa diterapkan di pasar tradisional,” kata Dedi.
Dedi menambahkan, keberpihakan pemerintah juga harus terlihat dalam pengelolaan pasar tradisional. Salah satunya yaitu dengan pola subsidi.
“Saat saya masih menjabat sebagai Bupati Purwakarta, saya membangun dua pasar tradisional yang anggarannya murni dari APBD senilai Rp. 100 miliar degan diberikan gratis kepada masyarakat. Dengan begitu masyarakat tidak akan terbebani lagi dengan berbagai biaya yang membebani produksi penjualannya. Dari situ ekonomi akan berputar dengan cepat karena warga pasar tidak terbebani dengan utang perbankan,” terangnya. (Yud)
Jabarnews | Berita Jawa Barat