“Petani kopi di Bandung Barat sudah mulai maju. Untuk menunjang kemajuannya kami bantu sarana dan prasarana pasca panen. Selain sarana dan prasarana kami selalu tekankan terkait penguatan SDM yang dimiliki,” ucap Hengky.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Lukmanul Hakim menerangkan, luas lahan pertanian kopi di Bandung Barat mencapai 3.383,945 hektare, dengan komoditas kopi jenis arabika 2.810,685 hektare dan kopi jenis robusta 573,260 hektare.
“Kopi arabika kita yang paling banyak diminati. Kopi Gununghalu bahkan sudah masuk ke pasar di tiga benua, ada yang ke Amerika, Eropa, dan Timur Tengah,” ucapnya.
Lukman menambahkan, ribuan hektare perkebunan kopi ini tersebar di sembilan kecamatan yang dibagi menjadi 3 kawasan. Kawasan Lembang meliputi kecamatan Lembang dan Parongpong. Kawasan pegunungan Burangrang selatan meliputi kecamatan Cisarua, Cikalongwetan, dan Ngamprah. Kawasan Gununghalu meliputi kecamatan Gununghalu, Sindangkerta, Cililin, dan Rongga.
“Sekali panen, petani kopi Bandung Barat bisa menghasilkan 1.341.565 ton kopi. Mayoritas kopi jenis arabika karena perkebunan kopi di kita kebanyakan ada di dataran tinggi,” pungkasnya. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News