“Hal itu menunjukan gagalnya Pemkab Cianjur dalam melaksakan perbup yang sudah dibuatnya sendiri,” bebernya.
Ari juga menyayangkan adanya pernyataan-pernyataan yang disampaikan Hiswana Migas bahwa penyesuaian ditingkat agen dan pangkatan bukanlah menaikan harga di warung. Padahal jika di pangkalan naik otomatis di warung akan naik.
“Padahal harga warung itu kan menyesuaikan harga pangkalan, ya kalo dipangkalan naik tentu saja di warungpun pasti akan naik,” jelasnya.
Ari menyoroti dugaan monopoli usaha dalam distribusi gas LPG dimana pemilik agen, pangkalan sampai penjualan dibawah masih merupakan orang yang sama atau satu keluarga.
“Kami akan mengajak seluruh mahasiswa yang ada di Cianjur untuk turun aksi,” tegasnya.
Ari menegaskan bahwa pihaknya menolak kenaikan gas LPG melon 3 kg mengingat Cianjur baru saja dihantam bencana gempa bumi. “Artinya masih proses pemulihan,” tutupnya.