JABARNEWS | BANDUNG – Diabetes adalah penyakit metabolik. Penderita penyakit ini perlu mengelola dengan disipilin pola hidup sehat agar mendapatkan pengobatan yang tepat.
Mengutip dari laman Das Bild International menyebutkan, bahwa Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik. Yakni peningkatan kadar gula darah karena tubuh penderita mengalami kekurangan hormon insulin atau efek insulin berkurang.
Pada umumnya, pasien harus menjalani diet ketat terhadap asupan makanan tinggi gula.
Ada beberapa jenis diabetes, yaitu Diabetes Tipe 1 dan Diabetes Tipe 2. Keduanya memiliki perbedaan.
Diabetes Tipe 1 sering terjadi pada masa kanak-kanak. Pada pasien ini, pankreas tidak lagi mampu memproduksi insulin.
Diabetes tipe 2 adalah pankreas yang tidak berfungsi karena tidak lagi mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup. Diabetes ini dulunya kerap menyerang orang dewasa (adult-onset diabetes). Namun kini, juga banyak menyerang orang usia muda.
Selain itu, ada juga Diabetes Gestasional, yang hanya terjadi selama kehamilan, tetapi akan menghilang setelah kelahiran.
Insulin sanaat penting bagi penderita diabetes. Karena insulin berguna menyerap glukosa dari makanan kita konsumsi ke dalam tubuh. Sel otot dan lemak memakan glukosa. Tanpa insulin, glukosa dalam darah tidak berguna, dan kadar gula darah meningkat.
Dampaknya, penderita diabetes dapat terserang penyakit lain, seperti pada mata, ginjal, sistem saraf, jantung, otak, dan pembuluh darah.
Gejala Khas
Pada penderita Diabets TIpe 1, terjadi peningkatan kadar gula dalam darah di atas normal. Gejala lain, tubuh mudah lelah, kurang semangat, rasa haus meningkat, sering buang air kecil, berat badan turun, luka yang sulit sembuh, dan gangguan pada penglihatan mata.
Gejala dapat berlanjut, yakni terjadi infeksi di saluran kemih atau sering juga terjadi infeksi pada alat kelamin. Penderita biasanya mengeluh kulit kering, gatal, dan rasa manis di mulut. Jika diabaikan, kadar gula darah yang terus meningkat, penderita dapat mengalami koma.
Gejala serupa juga dialami pada penderita Diabetes Tipe 2, namun biasanya ini terjadi pada orang berusia lanjut dan kelebihan berat badan.
Bahkan pada stadium lanjut, muncul tekanan darah tinggi , penyakit pembuluh darah, serta penyakit mata, ginjal, dan saraf.
Diagnosis
Diagnosis Diabetes melalui berbagai tes kadar gula dalam darah. Ini melalui pengujian beberapa kali untuk mengonfirmasi hasil dan menghilangkan kemungkinan kesalahan pengukuran.
Tes gula darah puasa: Ini adalah tes yang paling umum untuk mendiagnosis diabetes. Anda tidak boleh makan atau minum apa pun selama 8 jam sebelum pengambilan darah. Tes ini biasanya berlangsung pada pagi hari.
Jika hasil tes kadar gula darah puasa menunjukkan 126 mg/dL (7,0 mmol/L) atau lebih tinggi dan ini mengindikasikan adanya diabetes.
Tes Toleransi Glukosa Oral (OGTT): Dalam tes ini, Anda meminum larutan gula setelah Anda berpuasa dan tes gula darah Anda kembali diambil setelah 2 jam. Kadar gula darah 200 mg/dL (11,1 mmol/L) atau lebih tinggi mengindikasikan diabetes.
Tes Hemoglobin A1c (HbA1c): Tes ini mengukur rata-rata kadar gula darah selama 2 hingga 3 bulan terakhir. Nilai HbA1c sebesar 6,5 persen atau lebih tinggi sebagai kriteria diagnostik diabetes.
Sebaiknya rutin melakukan tes diabetes , terutama jika Anda memiliki faktor resiko penyakit tersebut, seperti obesitas, riwayat keluarga, atau kondisi kesehatan lain yang berhubungan dengan diabetes.
Pemeriksaan dini penting untuk memungkinkan pengobatan dan manajemen diabetes yang tepat guna mengurangi resiko komplikasi.
Cara Pengobatan
Pengobatan diabetes bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah dan mencegah komplikasi. Pilihan pengobatan bergantung pada jenis diabetes (diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, atau bentuk lainnya) serta faktor individu seperti usia, gaya hidup, dan status kesehatan.
- Perubahan gaya hidup: Pola makan yang sehat, aktivitas fisik yang teratur, dan pengendalian berat badan merupakan hal penting dalam pengobatan.
- Obat penurun gula darah: Pemberian obat penurun gula kepada penderita diabetes tipe 2 atau bentuk diabetes lain. Pemilihan obat yang tepat bergantung pada faktor individu dan tingkat keparahan penyakit.
- Terapi insulin: Orang dengan diabetes tipe 1 atau diabetes tipe 2 lanjut, yang produksi insulinnya tidak mencukupi, memerlukan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Dosis insulin sesuai secara individual dan mungkin memerlukan beberapa suntikan per hari.
- Pemantauan glukosa: Pemantauan kadar gula darah secara teratur sangat penting bagi penderita diabetes. Hal ini sering menggunakan pengukur glukosa darah, yang menentukan kadar gula darah dari setetes darah.
- Pendidikan dan manajemen diabetes: Pelatihan komprehensif mengenai teknik manajemen diri dan kolaborasi yang baik dengan dokter yang merawat angat penting untuk mengendalikan diabetes secara efektif dan mencegah kemungkinan komplikasi.
- Pencegahan komplikasi: Penderita diabetes berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi seperti kerusakan ginjal, gangguan mata, kerusakan saraf, penyakit jantung, dan luka yang sulit disembuhkan. Caranya, perawatan medis rutin dan pengelolaan gula darah, tekanan darah, dan kolesterol penting untuk meminimalkan resiko ini.
Pengobatan diabetes memerlukan pendekatan individual, dan penting untuk mengikuti saran serta instruksi dari dokter yang merawat. Perawatan diri dan manajemen diabetes sangat penting untuk mencapai kualitas hidup yang baik dan keberhasilan pengendalian penyakit.
Komplikasi
Diabetes jika tidak ada kontrol dengan baik dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Akibat diabetes dapat mempengaruhi seluruh sistem tubuh dan bisa berakibat serius.
Beberapa Komplikasi Umum Dampak Diabetes:
- Komplikasi kardiovaskular: Diabetes dapat meningkatkan resiko serangan jantung, stroke, penyakit arteri perifer (masalah peredaran darah di kaki), dan penyakit arteri coroner, dan kerusakan ginjal (nefropati diabetik)
- Komplikasi pada mata : Diabetes dapat mempengaruhi pembuluh darah di mata dan menyebabkan retinopati diabetik, suatu kondisi yang dapat mempengaruhi penglihatan dan bahkan menyebabkan kebutaan.
- Kerusakan saraf (neuropati diabetik): Diabetes dapat memengaruhi saraf di seluruh tubuh, menyebabkan mati rasa, kesemutan, nyeri, atau kelemahan pada ekstremitas. Hal ini juga dapat menyebabkan masalah pencernaan, disfungsi seksual dan masalah neurologis lainnya seperti penyakit gusi
- Masalah kaki : Kerusakan saraf dan sirkulasi yang buruk dapat menyebabkan luka atau bisul pada kaki yang sulit disembuhkan dan, dalam kasus yang parah, bahkan memerlukan amputasi,
- Infeksi : Kadar gula darah yang tinggi dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Luka mungkin sembuh lebih lambat dan infeksi lebih mudah berkembang.
Kabar baiknya adalah banyak dari komplikasi ini dapat dihindari melalui pengendalian diabetes yang baik dan perawatan diri yang cermat.
Penderita diabetes juga harus mewaspadai faktor resiko kesehatan lainnya seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan merokok. Karena hal ini dapat semakin meningkatkan resiko komplikasi. (red)
Sumber: Das Bild International