Jembatan Pramuka Penghubung Provinsi Jabar dan Jateng Ini Cetak Rekor Muri

JABARNEWS | CIREBON – Jembatan Pramuka di Desa Kalirahayu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon masuk Museum Rekor Indonesia sebagai jembatan gantung pramuka pertama di Indonesia yang berhasil menghubungkan dua provinsi.

Jembatan Pramuka menjadi jembatan lintas provinsi sepanjang 150 meter ini merupakan akses penghubung Desa Kalirahayu dengan Desa Limbangan, Kecamatan Brebes, Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

Pencatatan rekor dilakukan saat peresmian Jembatan Pramuka oleh Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat Atalia Praratya, Kamis 11 November 2021.

Baca Juga: Program Seribu Perempuan Pengusaha Dinilai Bisa Percepat Pemulihan Ekonomi, Ini Kata Wakil Wali Kota Depok

Baca Juga: Begini Aturan yang Benar Ketika Makan Sushi Khas Jepang

“Ini program pengabdian masyarakat yaitu jembatan gantung pramuka pertama di Indonesia yang menghubungkan Jabar dan Jateng yang kini bisa ditempuh hanya tiga menit,” kata Atalia Praratya.

Baca Juga:  Pelajar SDN Cisaat Dapatkan Wasbang dari Prajurit TNI

Jembatan Pramuka yang membentang di atas Sungai Cisanggarung ini dibangun oleh anggota pramuka selama 20 hari. Dalam prosesnya mereka dibantu relawan vertikal rescue yang sudah berpengalaman membangun ratusan jembatan gantung di berbagai wilayah Jabar.

Baca Juga: Harga Minyak Goreng Naik, Masyarakat di Kota Bandung Diimbau Tidak Panic Buying

Baca Juga: DPRD Jabar Beri Peringatan Siaga Bencana Hidrometeorologi

Atalia Praratya mengatakan, meski jembatan gantung namun keamanan dan kekokohannya sudah teruji karena telah mendapat persetujuan dari Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jabar. Masyarakat tak perlu khawatir karena kualitasnya akan terus dipantau.

“Kita bekerja sama dengan DBMPR dan vertical rescue jadi keamanan dan kekuatan jembatan ini sudah dihitung dengan jelas, menggunakan baja kokoh dan akan terus dipantau,” jelasnya.

Baca Juga:  Dukungan ke Ganjar Pranowo Terus Mengalir, Siap Berjuang Demi Menangkan Kursi Presiden

Sebelum jembatan tersebut dibangun, aktivitas masyarakat selama ini cukup terganggu karena sulitnya akses. Mereka harus menggunakan perahu untuk menyebrang bahkan berjalan kaki dengan risiko tersapu air.

“Selama ini masyarakat ada kesulitan melakukan berbagai aktivitas ekonomi, pendidikan dan sosial, mereka harus menggunakan perahu untuk menyeberang dan ini bahaya,” kata Atalia Praratya.

Baca Juga: Tanggapi Penolakan Monumen Covid-19, Ridwan Kamil: Rasa Kebangsaan dan Nasionalismenya Patut Dipertanyakan

Baca Juga: Ramalan Zodiak 12 November 2021: Aquarius Jika Ada Masalah Sebaiknya Bicarakan Terlebih Dahulu

Menurutnya, jembatan ini sangat dinantikan kehadirannya oleh masyarakat. Selain dapat mendongkrak perekonomian warga, akses pendidikan warga juga menjadi lebih mudah, sebab tak sedikit warga Desa Limbangan Brebes yang bersekolah di wilayah Kalirahayu. Bila debit air sedang tinggi mereka harus mencari akses lain yang jaraknya sangat jauh.

Baca Juga:  Pembangunan Jembatan dan Akses Jalan di Cianjur Selatan Jadi Prioritas

“Banyak anak sekolah yang tinggal di Jateng tapi bersekolah di Jabar juga kesulitan bahkan ketika cuaca hujan debit air menjadi tinggi maka mereka harus keliling mencari jembatan yang lokasinya sangat jauh, jadi mereka sangat menunggu kehadiran jembatan ini,” terangnya.

Baca Juga: Antisipasi Bencana Alam dan Wabah Penyakit, Herdiat Sunarya Minta Masyarakat Ciamis Lakukan Hal Ini

Baca Juga: Soal Masalah di TPA Sarimukti, Begini Kata DLHK Kota Bandung

Atalia Praratya berharap, pembangunan jembatan tersebut menginspirasi insan pramuka di wilayah lainnya untuk melakukan hal serupa sebagai wujud pengamalan satya darma pramuka. Kwarda Jabar pun berencana akan kembali membangun jembatan gantung penghubung Jabar – Jateng.

“Ke depannya kita akan bangun lagi di tempat lain di wilayah perbatasan provinsi,” tandasnya.***