“Pertunjukan JTDS 6.0 seri Riposte bernilai penting yang diharapkan melalui kreativitas seni silang media mampu membuka sudut pandang manusia dari berbagai generasi tentang perubahan lingkungan dan bumi
serta dampaknya,” kata Mahendra.
Dia menjelaskan, pertunjukan silang media JTDS 6.0 telah lama dipertontonkan sejak tahun 2015 sampai saat ini. “Aksi kreasi JTDS 6.0 menjadi menarik sebab dirancang pengembangannya tak hanya dapat berinteraksi dengan manusia sebagai aktor utama di bumi, tetapi juga obyek lainnya,” jelasnya.
Sementara itu, Sang Sutradara Deden Jalaludin Bulqini menyampaikan bahwa teater JTDS 6.0 dibuatnya sejak tahun 2019 pada saat masa pandemi Covid-19. Dia mencoba membuat robot sebagai mediasi dengan diri pribadi.
Dari hasil mediasinya itu, maka tercipta sosok Jack (robot) yang berasal dari material-material sampah seperti pipa plastik dan limbah-limbah kabel, yang kemudian menjadi gagasan besar tentang masalah lingkungan.
“Mudah-mudahan dari pertunjukan ini mendapatkan pesan bahwa memang kita juga tetap harus respect terhadap lingkungan, bagaimana kita menjaga tanah kita, bagaimana menjaga ekosistem keberlangsungan ruang lingkup hidup kita sampai ke masa depan, bagaimana juga kita membatasi polusi, bagaimana juga kita membatasi pemboran-pemboran, penjualan-penjualan tanah yang pada akhirnya itu untuk kebutuhan komersil semata,” ucap Deden.