Jika tidak terjadi perubahan angka produktivitas rata-rata, Ia mengkalim akan diperoleh perkiraan produksi pada dua bulan puncak musim kemarau satu sebesar 80.547 ton GKG dari luas panen tersebut.
“Kalau tidak ada perubahan hasil panen kita dikisaran angka itu. Tapi kan tidak dapat dipungkiri bahwa ada serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang berpotensi menekan hasil produksi tanaman pangan khususnya pada padi,” jelas Midan.
Namun, sambung dia, jika diperhatikan dengan data laporan dampak serangan OPT pertanaman padi sebagian besar masuk kategori ringan seperti data serangan wereng batang coklat (WBC) periode laporan OPT Juli Tahun 2022 adalah seluas 11 hektar atau 0,076 persen dari luas standing crop padi.
Midan menyebut, serangan tersebut telah diperkirakan dan diantisipasi sejak dini di awal musim tanam gadu memperhatikan peringatan dini BMKG mengenai pola musim yang cenderung kemarau basah.
“Langkah-langkah pengamatan populasi OPT, ambang batas ekologi OPT, hingga pengendalian hayati maupun kimiawi secara cepat dan tepat, telah pula dilakukan sejak awal pertanaman. Upaya tersebut berhasil menyelamatkan pertanaman padi dapat dipanen dan berhasil menekan kehilangan hasil produksi akibat serangan OPT,” katanya.