Namun belakangan, karena merupakan bagian dari keluarga penyelenggara hajatan, korban pun diketahui diberi makanan. Seperti para korban lainnya, Tarmah pun mengalami gejala keracunan serupa.
“Dapat makanannya diantarkan karena bagian dari keluarganya, makanan yang dimakan seperti sop, rolade, dan bistik,” jelas Diki.
Setelah itu, kata Diki, beberapa perangkat desa membawa korban ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Namun pada malam harinya, tepatnya pada Selasa malam, korban meminta pulang ke rumah. Namun keesokan harinya, rupanya nyawa korban tak tertolong.
“Atas permohonan dan persetujuan keluarga, beliau diperbolehkan pulang dan bisa sampai ke rumah, tetapi tepatnya sekitar pukul 07.58 WIB korban meninggal dunia,” tandasnya.
Diki pun memastikan terus menyisir warga yang diduga mengonsumsi makanan pada acara hajatan itu, lalu meminimalisir dampak keracunan termasuk berkoordinasi dengan wilayah lain. (red)