Herry mengingatkan kepada semua pengelola bisnis pariwisata di KBB untuk tetap melakukan pembatasan kapasitas. Sebab menurutnya potensi kerumunan tetap bakal muncul akibat penghapusan kebijakan PCR tersebut.
Dikutip dari jabar.suara.com, karakteristik wisata KBB mayoritas wisata alam. Hal itu memungkinkan para pengunjung tak berkumpul di satu titik. Berbeda dengan wisata indoor.
“Mereka (pelaku wisata) tidak pernah tidak siap. Kini sudah dilengkapi perangkat PeduliLindungi. Kemudian prokes juga pasti ketat. Mereka siap kondisi itu,” ujar Heri.
Selain itu, pengunjung juga wajib menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Pengelola harus aktif memberikan imabaun kepada pengunjung. “Tetap perhatikan protokol kesehatan, jangan lengah,” tandasnya.
Terpisah, General Manajer Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) Lembang, Sapto Wahyudi berharap tradisi munggahan menjelang bulan suci Ramadhan tahun menjadi berkah terhadap aktivitas kunjungan.