Dicky menambahkan, dengan total 164 perjalanan kereta api di wilayah Daop 2 Bandung setiap hari, termasuk layanan KA Commuter Line Bandung Raya, KA Walahar, KA Siliwangi, dan KA Feeder KCJB, KAI berkomitmen untuk menjaga konektivitas yang aman bagi para pengguna jasa.
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan, 73 titik tersebut mendapat perhatian khusus untuk menjaga agar perjalanan kereta api tetap aman.
Berbagai upaya preventif telah dilaksanakan, seperti normalisasi saluran air yang tersumbat sampah, pembersihan lumpur dari sekitar jalur, serta pemasangan trucuk bambu dan karung penahan tanah. Selain itu, retaining wall juga dibangun di beberapa lokasi untuk menahan tanah agar stabil.
Demi kesiapan menghadapi kondisi darurat, KAI telah menyiapkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) di 14 titik strategis, yaitu Stasiun Bandung, Kiaracondong, Cicalengka, Cibatu, Ciawi, Tasikmalaya, Banjar, Cimahi, Padalarang, Cianjur, Cibeber, Rendeh, Purwakarta, dan Cibungur.
AMUS ini terdiri dari berbagai peralatan seperti pasir dalam karung, bantalan rel, perancah besi untuk pondasi jalur, hingga alat berat seperti Multi Tie Tamper (MTT) untuk menjaga jalur tetap aman dilintasi.
Selain itu, KAI Daop 2 Bandung juga menugaskan petugas khusus di Daerah Pemantauan Khusus (Dapsus) yang akan berjaga selama 24 jam secara bergantian. Petugas ini bertanggung jawab untuk memantau dan memastikan kondisi jalur aman dari ancaman bencana.
“Kami berkomitmen untuk selalu mengutamakan keselamatan dan pelayanan bagi pengguna kereta api. Langkah mitigasi ini merupakan bagian dari layanan KAI agar masyarakat dapat menikmati transportasi yang aman dan nyaman, terutama di musim hujan ini,” tutup Dicky. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News