Kampung Labirin Bogor Jadi Destinasi Wisata Favorit Keluarga

JABARNEWS | BOGOR – Kota Bogor adalah kota yang penuh dengan karakter. Di kota ini semua ada, mulai dari pusat pemerintahan, Kebun Raya dan Istana Presiden. Demikian pula nuansa metropolitan, nuansa kota hijau dan nuansa heritage.

Karakter yang paling lengkap ada di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, yakni kampung pluralisme karena semua agama ada disini, kampung yang semua warganya semangat berikhtiar secara ekonomi dan sosial.

Kampung Labirin adalah salah satu kampung tematik dan kampung berseri Astra (KBA) di Kota Bogor yang terus dikembangkan menjadi kampung destinasi wisata budaya dan wisata air.

Kampung Labirin saat ini telah berusia satu tahun lebih setelah diresmikan oleh Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Wakil Ketua Yayasan Astra Honda Motor (YAHM) Ahmad Muhibbuddin, di Kota Bogor, pada 1 Desember 2018. Kampung tematik Labirin dan KBA ini berlokasi di Kampung Kebon Jukut yang berada di wilayah RW 10 Kelurahan Babakan Pasar Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.

Sejak menjadi kampung tematik budaya dan menjadi kampung berseri Astra melalui program corporate social responsibility (CSR) yang dikelola YAHM, Kampung Labirin terus dibina melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat, menjadi destinasi wisata berskala kampung di Kota Bogor.

Ketua Pengelola Kampung Labirin, Ahmad Awaluddin, menuturkan, pengembangan Kampung Labirin dari YAHM dilakukan dalam dua aspek yakni fisik dan non-fisik, guna mempercantik lingkungan kampung serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam membangun kampungnya dan meningkatkan perekonomian warga.

Kampung Labirin yang dulunya bernama Kampung Kebon Jukut merupakan kampung dengan pemukiman penduduk yang padat. Jalan-jalan lingkungan di kampung tersebut, kecil-kecil yakni lebarnya hanya sekitar satu meter, dan berliku-liku. Ada juga jalan-jalan yang ujungnya buntu.

Karena, kondisinya mirip dengan permainan labirin, maka Kampung Kebon Jukut itu kemudian dinamakan Kampung Labirin.

“Kalau orang yang baru datang ke kampung Labirin dan enggan bertanya, bisa tersesat,” kata Awaluddin yang akrab disapa Din.

Baca Juga:  Akibat Kebakaran, ISBI Bandung Rugi hingga Ratusan Juta

Bagaimana menuju ke Kampung Labirin? Ada dua jalur utama menuju Kampung Labirin, pertama masuk dari Jalan Riau yakni di RW 03 Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor.

Pengunjung yang membawa kendaraan roda empat, dapat memarkir kendaraannya di lahan kosong di RW 03 Kelurahan Baranangsiang, kemudian menuruni tangga dan menyeberangi Kali Ciliwung menggunakan jembatan gantung menuju ke Kampung Labirin. Sebelum menyeberang, pengunjung akan bertemu dengan gazebo bambu dan ada tulisan, “Selamat Datang di Kampung Labirin”.

Sedangkan, bagi pengunjung yang membawa kendaraan roda dua, dapat masuk melalui Jalan Roda menuju ke Jalan Roda 3 lalu ke Gang Litih. Kendaraan roda dua dapat diparkir di dekat pintu gerbang RW 10.

Potensi Kampung Labirin

Din bercerita, Kampung Kebon Jukut sebelum menjadi kampung tematik dan KBA, telah membangun komunikasi dengan Yayasan Terminal Hujan sejak 2010, yang memberikan bimbingan kepada pemuda kampung untuk memiliki keterampilan di bidang kesenian.

Aktivis Yayasan Terminal Hujan melihat banyak gang-gang kecil di Kampung Kebon Jukut, yang bisa menyesatkan pengunjung yang baru datang, sehingga sering menyebutnya seperti kampung labirin.

Kampung Kebon Jukut setelah diresmikan menjadi Kampung Labirin dan menjadi kampung berseri Astra, para tokoh dan pemuda kampung terus berbenah menata kampung menjadi lebih cantik.

Jalan-jalan lingkungan di kampung yang sempit tidak menghalangi para tokoh dan pemuda kampung untuk berkreasi mempercantik kampungnya yakni dengan membuat beberapa mural atau gambar tembok maupun aksesoris petunjuk jalan, yang makin menguatkan identitas kampung mereka.

Warga kampung juga secara bergantian membersihkan kampungnya yakni dengan menyapu di jalan-jalan lingkungan dan membuang sampah setiap hari, sehingga lingkungan kampung tampak bersih dan asri. Sedangkan penguatan peran-serta masyarakat, dilakukan dengan mengaktifkan kegiatan warga seperti latihan marawis untuk kaum ibu serta latihan tari-tarian dan angklung untuk kaum remaja.

Baca Juga:  Pria di Tanjungbalai Ini Mampu Produksi Pil Ekstasi dari Obat Sakit Kepala

“Pada saatnya, ketika diselenggarakan festival budaya, maka kegiatan marawis serta tari-tarian dan angklung itu dapat ditampilkan,” kata Din.

Penguatan lainnya yakni mengembangkan potensi kuliner warga, misalnya pembuatan emping jengkol yang menjadi salah satu ciri khas Kampung Labirin. Emping jengkol ini dibuat oleh warga dan produknya dijual dalam bentuk mentah maupun matang.

Sejumlah warga lainnya yang berprofesi sebagai pedagang makanan, seperti warung nasi, bakso, dan cilok, sehari-hari berjualan di depan rumahnya masing-masing. Namun, pada saat ada kegiatan festival, akan diadakan bazaar kuliner yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.

Sekretaris Pengelola Kampung Labirin, Agus Saefullah, yang juga ketua RT 01 RW 10, menuturkan, para pemuda Kampung Labirin juga memiliki keinginan untuk membuka usaha sablon atau perajin cinderamata.

“Kami akan menyampaikan usulan ini kepada YAHM,” katanya.

Di Kampung Labirin juga ada wisata air yakni menaiki perahu karet di Kali Ciliwung. Para pengunjung maupun warga setempat dapat menaiki perahu karet yang dikemudikan oleh pengemudi perahu karet. Rutenya adalah, dari dermaga di tepi kali Ciliwung menyusuri kali sekitar 500 meter dan kemudian kembali lagi ke dermaga.

Pembina Kampung Labirin, Encep Musa, yang juga ketua RW 10, menuturkan, Kampung Labirin mendapat bantuan empat unit perahu karet serta biaya pelatihan untuk mengemudikan perahu karet dari YAHM.

“Beberapa pemuda kampung yang mengikuti pelatihan, kini menjadi pengemudi perahu karet. Wisata air ini dapat memberikan pemasukan bagi Labirin dan tambahan penghasilan bagi pengemudinya,” katanya.

Baca Juga:  Pemprov Jabar Gandeng Pramuka Sukseskan Tiga Program

Festival Kampung Labirin

Kampung Labirin memiliki ciri khas dibandingkan dengan kampung tematik lainnya di Kota Bogor yakni penyelenggaraan festival budaya. Menurut Ahmad Awaluddin, Kampung Labirin menyelenggarakan festival budaya setiap bulan sejak menjadi kampung tematik dan kampung binaan Astra.

“Dalam waktu setahun ini ada empat festival yang berskala lebih besar. Salah satunya, Festival Labirin Nyunda, pada saat peresmian sebagai Kampung Labirin, pada 1 Desember 2018,” kata Din.

Sementara itu, Wakil Ketua YAHM Ahmad Muhibbuddin menuturkan, Kampung Labirin di Kota Bogor adalah salah satu dari 81 kampung binaan Astra yang tersebar di seluruh Indonesia.

YAHM sebagai pembina KBA, memiliki tujuan memberdayakan masyarakat untuk dapat mengembangkan perekonomiannya sehingga menjadi mandiri dalam menjalankan dan mengembangkan kampungnya sesuai dengan potensinya.

KBA merupakan program kontribusi sosial berkelanjutan Astra yang diimplementasikan kepada masyarakat dengan konsep pengembangan yang mengintegrasikan empat pilar program yakni, kesehatan, pendidikan, lingkungan dan kewirausahaan.

Pada setiap penyelenggaraan festival, pengelola Kampung Labirin mempromosikannya melalui media sosial yakni, Instagram, Facebook, serta Google bisnis, dengan jumlah pengunjung yang terbatas.

Pengelola juga menjual tiket festival melalui Instagram hanya untuk menyaksikan pertunjukan festival. Pengunjung yang telah membeli tiket dan hadir di Kampung Labirin, jika ingin jajan kuliner maka dapat menukarkan uangnya dengan voucher yang disiapkan pengelola di pintu masuk kampung.

Pengelola Kampung Labirin juga menyiapkan pemandu wisata pada saat festival, untuk pengunjung yang akan berkeliling kampung dan mendapatkan informasi lebih banyak soal Kampung Labirin.

Kampung Labirin yang menyusuri pemukiman padat dengan gang sempit tersebut menjadi salah satu destinasi wisata baru di Kota Bogor yang menawarkan berbagai menu kuliner tradisional dan potensi kerajinan tangan lokal yang dapat dibuat oleh pengunjung. (Ara)