“Penerimaan dari kedua orang tua terhadap kondisi yang dialami anak serta langkah selanjutnya adalah dengan memperbaiki pola komunikasi dan kualitas hubungan antara orang tua dengan anak,” tambahnya.
Fenomena geng motor di Kabupaten Purwakarta, menurut Lilik, mencerminkan anak-anak muda yang mencari tempat untuk mengaktualisasikan diri. Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, banyak dari mereka merasa kehilangan ruang untuk bermain dan merasakan kehangatan keluarga, sehingga mereka mencari pengakuan di tempat yang salah.
Lilik menilai bahwa remaja yang memiliki hubungan baik dengan orang tua dan lingkungannya akan lebih terlindungi dari pengaruh negatif. Remaja dengan perkembangan identitas yang positif serta konsep diri yang kuat cenderung tidak akan ikut-ikutan bergabung dengan geng motor.
“Remaja yang memiliki kualitas hubungan dan komunikasi yang baik dengan orang tua serta lingkungan teman sebaya yang positif juga relatif tidak akan ikut-ikutan bergabung dengan geng motor,” ujarnya.
Kapolres juga mengimbau orang tua agar tidak membiarkan anak-anaknya berkendara tanpa Surat Izin Mengemudi (SIM), karena hal itu dapat membuka peluang bagi mereka untuk bergabung dengan geng motor.